Penyebab Industri Ikan Kaleng Kalah dari Thailand  

Reporter

Kamis, 5 Juni 2014 17:14 WIB

Ratusan kapal penangkap ikan merapat di kawasan cold storage Pulau Tarakan, Kalimantan Timur. Jaminan ketersediaan listrik membuat kota pulau itu memiliki penampungan ikan dengan pendingin dan pabrik pengalengan ikan. TEMPO/Gunawan Wicaksono

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Harian Asosiasi Pengusaha Ikan Kaleng Indonesia Ady Surya mengatakan produk olahan perikanan Indonesia hanya menguasai 11 persen. Pangsa pasar itu jauh tertinggal dari produk asal Thailand yang menguasai 48 persen.

Ketertinggalan itu aneh sebab Indonesia memiliki kawasan laut dan potensi perikanan yang jauh lebih besar ketimbang Thailand. Kawasan laut Indonesia 17 kali lebih besar ketimbang Thailand. Menurut Ady ketertinggalan industri pengolahan ikan disebabkan pembangunan infrastruktur di sekitar pelabuhan yang buruk dan pasokan listrik yang seret. "Pengelolaan sektor hulu dan hilir yang tidak sinergis," katanya saat dihubungi Tempo, Kamis, 5 Juni 2014.

Ady menambahkan ongkos sewa pelabuhan yang mahal menambah kesulitan industri pengolahan. Ditambah lagi rendahnya teknologi pada kapal nelayan. Beragam kekurangan itu berpangkal dari tidak jelasnya cetak biru industrialisasi perikanan Indonesia. "Pembangunan infrastruktur perikanan di level hulu dan pengelolaan sumber daya di level hilir tidak harmonis" ujarnya.

Akibatnya serapan industri pengalengan ikan masih 50 persen dari hasil laut. Ady menilai angka serapan itu tergolong rendah sebab terdapat tiga pabrik besar yaitu di Jembrana, Bitung, dan Banyuwangi. (Lihat: Perikanan Indonesia Masih Unggul di ASEAN)

Ady mengatakan kemajuan industri perikanan dapat dimulai dari perhatian besar dari pemimpin tertinggi pemerintah. Ia menganalogikan kemajuan industri perikanan di Thailand sebab secara politik didukung kuat oleh Raja Thailand. "Sektor perikanan mereka berkembang karena raja sebagai pemimpin tertinggi turun tangan sejak lama. Sementara di Indonesia, Kementerian Kelautan dan Perikanan saja baru berdiri setelah reformasi," katanya.

RAYMUNDUS RIKANG R.W.

Berita Terpopuler:
Yakuza Rekrut Anggota Secara Online
10 Fakta Unik tentang Yakuza
Yakuza Paksa Tunawisma Bekerja di PLTN Fukushima
Ini Alasan Vitalii Sediuk Memukul Brad Pitt

Berita terkait

Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus

4 hari lalu

Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa sektor perikanan kurang mendapat dukungan investasi dari perbankan. Menurut dia, penyebabnya karena perbankan menghindari resiko merugi dari kegiatan investasi di sektor perikanan itu.

Baca Selengkapnya

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

4 hari lalu

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mengajak investor untuk investasi perikanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

7 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

15 hari lalu

DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia mendesak pemerintah untuk mengusut dugaan kejahatan perikanan di laut Arafura.

Baca Selengkapnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

25 hari lalu

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan buka pendaftaran peserta didik 2024. Cek di sini caranya.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

26 hari lalu

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Sri Mulyani Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen, Bahlil Debat dengan Luhut

45 hari lalu

Terkini Bisnis: Sri Mulyani Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen, Bahlil Debat dengan Luhut

Sri Mulyani masih yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap bisa mencapai 5,2 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Inflasi Komoditas Perikanan 2,61 Persen, Ditopang Produksi Melimpah

45 hari lalu

Inflasi Komoditas Perikanan 2,61 Persen, Ditopang Produksi Melimpah

KKP menargetkan inflasi komoditas perikanan tahun 2023 sebesar 3+1 persen.

Baca Selengkapnya

KKP Anggarkan Rp 662 Miliar untuk Kesetaraan Gender, Ada 148 Ribu Perempuan di Sektor Perikanan

45 hari lalu

KKP Anggarkan Rp 662 Miliar untuk Kesetaraan Gender, Ada 148 Ribu Perempuan di Sektor Perikanan

Anggaran untuk mendukung perempuan dan disabilitas yang ada dalam sektor perikanan nasional.

Baca Selengkapnya

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

46 hari lalu

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.

Baca Selengkapnya