BI Khawatir Rasio Pembayaran Utang Terus Naik

Selasa, 20 Mei 2014 19:55 WIB

Uang rupiah yang akan dikirimkan ke sejumlah bank di Surabaya di kantor Bank Indonesia, Surabaya. TEMPO/Fully Syafi

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia mengaku khawatir dengan terus naiknya beban utang luar negeri khususnya yang disumbangkan oleh sektor swasta. Hal ini terlihat dari terus naiknya rasio pembayaran utang (debt service ratio/DSR) dari waktu ke waktu. “Untuk Indonesia, tren DSR terus naik. Oleh karena itu utang luar negeri swasta perlu semakin dicermati," kata Tirta Segara, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia melalui pesan pendeknya, Selasa, 20 Mei 2014.

Dalam Statistik Utang Luar Negeri yang diterbitkan Bank Indonesia kemarin disebutkan, hingga kuartal pertama tahun ini tercatat utang luar negeri per Maret 2014 mencapai US$ 276,5 miliar atau sekitar Rp 3.155 triliun. Angka itu naik sekitar US$ 4,15 miliar bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar US$ 272,35 miliar. (Baca:Terus Membengkak, Utang Swasta Akan Diselidiki)

Adapun DSR per kuartal pertama tahun 2014 ini sebesar 46,31 persen atau lebih tinggi ketimbang kuartal terakhir tahun lalu yang mencapai 43,38 persen. Sementara bila dibandingkan dengan periode serupa tahun lalu yang sebesar 36,79 persen, DSR per kuartal tahun ini sudah melonjak cukup besar. (Baca: Utang Luar Negeri Membengkak, Apa Penyebabnya ?)

Tirta menjelaskan, beban utang luar negeri bakal makin memberatkan bila utang tersebut digunakan untuk membiayai konsumsi yang berpenghasilan rupiah. Tapi sebaliknya, jika digunakan untuk membiayai ekspor, utang tersebut masih terhitung sehat.

Dia pun mengatakan peningkatan utang luar negeri Indonesia dari segi rasio keseluruhan terhadap PDB masih terhitung relatif rendah jika dibandingkan dengan negara lain. Sebagai catatan, rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto per Maret 2014 sebesar 32,35 persen, atau lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun 2013 sebesar 28,79 persen.

MAYA NAWANGWULAN

Berita Terpopuler:
Jadi Cawapres, Ini Daftar Kebijakan Kontroversi JK
Profil Wisnu Tjandra, Bos Artha Graha yang Hilang
Inanike, Pramugari Garuda yang Salat di Pesawat

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

2 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

2 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

2 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

3 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

3 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

3 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

5 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

6 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

6 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya