TEMPO.CO, Jakarta - Pascapengunduran diri Hatta Rajasa dari kursi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Selasa lalu, nama Chairul Tanjung disebut-sebut sebagai kandidat kuat pengganti Hatta. Tak hanya dianggap mumpuni oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan sebelumnya, Chairul Tanjung juga didukung oleh kalangan ekonom.
Meski begitu, Kepala Riset PT Danareksa Research Institute Purbaya Yudhi Sadewa cukup heran bila CT—sapaan Chairul Tanjung—yang notabene CEO dari CT Corp ini akhirnya menerima tawaran jadi menteri. Pasalnya, pengusaha yang ingin menjadi pejabat publik harus independen dan melepaskan diri dari korporatnya.
“Lagi pula, beliau hanya punya sisa waktu lima bulan untuk menjabat. Apakah beliau bersedia meninggalkan perusahaan untuk menjadi menteri dengan sisa waktu yang terbatas itu?” tutur Purbaya Yudhi Sadewa, ketika dihubungi, Rabu, 14 Mei 2014. (Baca: ChairulTanjung Gantikan Hatta Rajasa?)
Lebih jauh, Purbaya yang juga menjabat sebagai ini menilai jika nanti benar menggantikan Hatta, CT harus bisa membiasakan diri dengan birokrasi pemerintah. “Beliau biasa jadi pengusaha, jadi cara-caranya lebih efisien dan birokrasinya tidak seribet di lembaga pemerintahan,” ujarnya.
Namun soal kapabilitas, Purbaya menilai CT bakal mampu menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. “Beliau sudah biasa memonitor program pemerintah dan sudah tahu kebijakan yang dibuat,” kata Purbaya yang juga merupakan salah satu anggota Komite Ekonomi Nasional (KEN). (Baca: Jelang Lengser, Hatta Masih Punya Dua Agenda)
Seperti diketahui, Chairul Tanjung sejak 15 Juni 2010 ditunjuk sebagai Ketua KEN. Komite yang secara struktural berada di bawah presiden itu bertugas memberi masukan dan kajian perekonomian Indonesia sehingga bisa membantu percepatan pembangunan nasional.
Dalam tugasnya, KEN dibantu sekretariat yang masuk dalam salah satu unit kerja Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. Tugas KEN yang sering bersinggungan dengan Menteri Koordinator itu juga dinilai sebagai pemicu kedekatan Chairul dengan Hatta sebelumnya.