TEMPO.CO, Jakarta - Direktur PT Kalbe Farma Tbk Vidjongtius mengatakan bahwa Kalbe sedang berfokus pada pengembangan usaha di Filipina, Myanmar, Vietnam, dan Nigeria. "Kalau Anda ke Nigeria, pasti ada Extra Joss (produk Kalbe)," kata dia kepada Tempo, Rabu, 14 Mei 2014. Dia mengatakan bahwa Kalbe melakukan ekspansi di 22 negara, namun lebih fokus ke empat negara tersebut.
Ekspansi bisnis yang dilakukan Kalbe Farma di empat negara tersebut meliputi infrastruktur, pemasaran, sumber daya manusia, dan pengembangan produk. "Untuk produk pasti kami lakukan penyesuaian terhadap selera lidah masyarakat, terutama pada produk minuman kesehatan," kata Vidjong.
Ekspansi itu sudah dilakukan Kalbe sejak tiga tahun lalu untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN. "Kami tidak hanya ingin jago di dalam negeri, tapi di luar juga," ia menuturkan. Di negara-negara lain di luar keempat negara tersebut, menurut Vidjong, Kalbe hanya melakukan kegiatan pemasaran dan perdagangan.
Perihal rencana akuisisi terhadap perusahaan lain, menurut dia, Kalbe mendapatkan tawaran dari banyak perusahaan di dalam dan luar negeri. "Banyak proposal yang datang. Kami juga pernah saling bertemu, namun masih dalam tahap penjajakan," tutur dia. Ditanya mengenai persiapan Ramadan dan Lebaran, dia menjawab bahwa Kalbe telah belajar dari tahun-tahun sebelumnya.
"Aktivitas produksi Kalbe akan tinggi untuk menghadapi bulan-bulan tersebut," ujarnya.
HERMAWAN SETYANTO
Baca juga
Kalbe Farma Bagi Dividen Rp 17 per Saham
Nielsen: Pasar Farmasi Indonesia Tumbuh Tinggi
Terpopuler
Hindari Pembobolan, Ini Tip Aman Gunakan ATM
Bank Mandiri Ganti 2.000 Kartu ATM Nasabah
Kasus Vimeo, APJII Nilai Kemenkominfo Arogan
Berita terkait
Buruan, Daftar Lowongan Kerja BUMN hingga Swasta Tenggat Awal September Ini
1 September 2023
Apakah Anda pencari kerja? Berikut daftar lowongan kerja yang dibuka hingga tenggat awal September 2023.
Baca SelengkapnyaKalbe Farma Targetkan Penjualan Bersih Tumbuh hingga 15 Persen Tahun Ini
12 April 2023
PT Kalbe Farma Tbk. mempertahankan rasio pembagian dividen di angka 45 hingga 55 persen pada tahun 2023.
Baca SelengkapnyaKembangkan Industtri Farmasi demi Harga Obat yang Terjangkau
14 Maret 2023
Pemerintah diminta mengembangkan industri farmasi untuk menurunkan harga obat.
Baca SelengkapnyaPotensi Kampus dalam Kembangkan Industri Farmasi
13 Maret 2023
Pihak akademisi selalu membutuhkan masukan dari industri farmasi mengenai hal-hal apa saja yang perlu dikembangkan demi kepentingan masyarakat.
Baca SelengkapnyaJKN Buka Peluang Terciptanya Kedaulatan Industri Farmasi
5 Maret 2023
Kemandirian industri farmasi kesehatan dapat dicapai dengan cara penguatan manufaktur farmasi dalam negeri, revitalisasi penyediaan bahan baku obat serta riset dan pengembangan inovasi farmasi dalam negeri.
Baca SelengkapnyaBerikut Pendidikan yang Harus Ditempuh untuk Menjadi Apoteker
13 Februari 2023
PP No. 51 tahun 2009 mendefenisikan apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker.
Baca Selengkapnya13 Februari Sebagai Hari Persatuan Farmasi Indonesia, Simak Sejarahnya
13 Februari 2023
Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) didirikan di Yogyakarta pada 13 Februari 1946 oleh Zainal Abidin yang kemudian diangkat sebagai Ketua PAFI.
Baca SelengkapnyaMenperin: Industri Farmasi Kuasai Pasar Domestik, Tapi 90 Persen Bahan Bakunya Masih Impor
7 Desember 2022
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan saat ini industri farmasi nasional telah menguasai pasar obat sekitar 89 persen.
Baca SelengkapnyaIndustri Farmasi Mengaku Terpukul Selama Obat Sirup Ditarik dari Peredaran
3 Desember 2022
Sebelumnya, obat sirup dilarang beredar karena mengandung etilen glikol dan dietilen glikol yang tidak sesuai batas yang diatur BPOM.
Baca SelengkapnyaBPOM Umumkan 172 Obat Sirup Bisa Diedarkan Kembali, Cek Daftarnya
2 Desember 2022
BPOM menyatakan 172 produk obat sirup dari 22 industri farmasi telah memenuhi ketentuan, sehingga dapat kembali diedarkan.
Baca Selengkapnya