Indonesia Harapkan Penundaan Utang Minimal Lima Tahun
Reporter
Editor
Selasa, 8 Maret 2005 15:13 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta: Menteri Keuangan Yusuf Anwar mengatakan, telah menulis surat kepada Sekjen Paris Club dan negara-negara kreditor agar Indonesia tidak dibebankan bunga-berbunga terhadap utang. "Jangan sampai ada bunga-berbunga, kalau hanya bunga boleh," ujarnya kepada wartawan di Departemen Keuangan, Selasa (8/3). Saat ini, Paris Club (PC) sedang mengadakan pertemuan yang akan berakhir pada 9 Maret. Seperti diberitakan sebelumnya, Dirjen Perbendaharaan Mulya Nasution, mengatakan Paris Club akan memberikan keputusan mengenai jangka waktu penundaan utang (maturity) pada pertemuan Paris Club 9 Maret 2005. Menkeu mengatakan, permintaan kedua yang diusulkan pemerintah Indonesia kepada Sekjen Paris Club adalah jangka waktu penundaan pembayaran yang minimal lima tahun. Menurutnya, penundaan pembayaran selama tiga bulan yakni Januari-Maret sudah diberikan Paris Club. Masih menurut Menteri Yusuf, ada kabar Paris Club akan memberikan jangka waktu penundaan pembayaran utang selama satu tahun dengan nilai US$ 1,5-2 miliar. "Itukan sangat membantu anggaran," katanya. Namun semua itu, menurut Anwar, tergantung pada persyaratan Paris Club. "Kalau memberatkan dan memalukan, kita tidak akan terima," ujarnya. Sebelumnya, Direktur Dana Moneter Internasioanl (IMF) untuk Asia Pasifik, Stephen Schwartz, mengatakan penilaian IMF terhadap dana yang dibutuhkan Indonesia untuk pembangunan Aceh baru akan selesai akhir Maret ini. "Hal tersebut berdasarkan pertemuan dengan Bappenas, kita berharap dapat menyelesaikan sebelum akhir Maret," ujarnya kepada wartawan di Departemen Keuangan. Menurutnya, sampai saat ini Paris Club masih membahas penjadualan ulang utang Indonesia. "Jadi kita masih menunggu hasil dari Paris Club apa yang mereka inginkan," ujarnya. Namun, menurut Schwartz, IMF tetap bekerja untuk melakukan assessment bersama pemerintah Indonesia dan Bank Dunia. Evy Flamboyan