Kinerja Turun, Chevron Salahkan Harga Minyak

Minggu, 4 Mei 2014 10:42 WIB

Chevron. AP/Lynne Sladky

TEMPO.CO, New York - Menurunnya produksi dan melemahnya harga minyak mentah dunia mempengaruhi kinerja Chevron Corporation pada kuartal pertama tahun ini. Sebagai produsen minyak terbesar kedua di Amerika Serikat (AS), perolehan penjualan tersebut di bawah ekspektasi Wall Street sebelumnya.

Akibat penurunan harga minyak mentah Chevron sekitar 4 persen, perusahaan hanya mencetak penjualan US$ 4,51 miliar atau US$ 2,36 per lembar saham. Angka ini turun drastis dibanding kuartal yang sama tahun lalu dengan penjualan US$ 6,18 miliar atau US$ 3,18 per lembar saham.

Jika dikalkulasi produksinya di seluruh dunia, produksi Chevron turun 2 persen menjadi 2,59 juta barel per hari (BOEPD). Angka tersebut bertolak belakang dengan pencapaian Exxon dan ConocoPhillips yang pada Kamis lalu mencatat keuntungan jauh di atas prediksi Wall Street. (Baca: Petaka Asap Ancam Produksi Minyak Nasional)

CEO Chevron Corporation John Watson menyatakan melemahnya harga minyak mentah sebagai salah satu faktor ekonomi global yang mempengaruhi kinerja perusahaan. “Hal tersebut yang makin memperburuk anjloknya produksi akibat cuaca buruk di Kazakstan, di mana terdapat dua lapangan minyak terbesarnya yang dimiliki Chevron,” ujar Watson seperti dikutip dari Reuters, Jumat, 2 Mei 2014

Seperti diketahui, Chevron tak seperti perusahaan energi besar lainnya karena lebih banyak memasok minyak mentah ke AS ketimbang gas alam. Karena itu pula, perusahaan-perusahaan lainnya terbantu sepanjang beberapa tahun belakangan ini--harga gas alam berada stabil selama sepanjang sepuluh tahun terakhir. (Baca: Gangguan Kabut Asap Riau, Chevron Paling Merugi)

Hal ini terlihat dari meski pada kuartal pertama ini musim dingin di AS telah sedikitnya mendorong kenaikan harga gas 50 persen ketimbang periode serupa tahun lalu, Chevron tak terimbas positif. Pasalnya, kinerja Chevron tetap tertinggal oleh pesaingnya: Exxon Mobil Corporation dan ConocoPhillips.

Kedua perusahaan yang memproduksi lebih banyak gas alamnya di AS ketimbang Chevron itu juga terimbas kenaikan harga gas alam pada kuartal pertama kemarin. Hal tersebut terlihat dari pendapatan kedua perusahaan itu yang meningkat. Chevron tercatat memproduksi 1,2 juta kaki kubik per hari (MCFD) pada kuartal terakhir tahun lalu. Sedangkan Exxon menghasilkan 3,4 MCFD di AS.

Namun ternyata kinerja perusahaan tak lantas berimbas pada harga saham Chevron di bursa efek setempat. Harga saham perusahaan itu justru naik 0,4 persen menjadi US$ 125,39 per lembar pada Jumat pagi lalu waktu setempat. Dibanding sehari sebelumnya, valuasi harga saham ini naik 6 persen dibanding enam bulan sebelumnya.

RR. ARIYANI

Berita terpopuler:
Perbandingan Bank Century dengan Bank IFI dan Indover
Rupiah Menguat, Jangan Senang Dulu

Ketidakpastian Koalisi Capres Bakal Koreksi Pasar

9 Tahun, Penyelundupan Timah Capai 301.800 MegaTon



Berita terkait

Kemenperin Tegaskan Perluasan Industri Penerima Harga Gas Khusus Tak Bebani Industri Migas

23 Februari 2024

Kemenperin Tegaskan Perluasan Industri Penerima Harga Gas Khusus Tak Bebani Industri Migas

Kemenperin menbantah Kementerian ESDM terkait perluasan harga gas khusus industri yang dinilai membebani industri migas.

Baca Selengkapnya

Penyalahgunaan BBM Selama 2022 1,4 Juta Liter, BPH Migas: Dominan Solar

3 Januari 2023

Penyalahgunaan BBM Selama 2022 1,4 Juta Liter, BPH Migas: Dominan Solar

BPH Migas bersama Polri mengungkap penyalahgunaan bahan bakar minyak atau BBM sebanyak 1,4 juta liter sepanjang tahun 2022.

Baca Selengkapnya

Airlangga Buka Peluang Revisi Regulasi untuk Mendorong Industri Migas

24 November 2022

Airlangga Buka Peluang Revisi Regulasi untuk Mendorong Industri Migas

Airlangga Hartarto meminta agar SKK Migas melakukan langkah-langkah agar situasi iklim investasi maupun insentif bisa lebih baik di industri migas.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Optimalkan Kebijakan Fiskal untuk Dorong Industri Hulu Migas

23 November 2022

Sri Mulyani Optimalkan Kebijakan Fiskal untuk Dorong Industri Hulu Migas

Sri Mulyani Indrawati menyatakan bakal mengoptimalkan kebijakan fiskal untuk mendukung pertumbuhan pertumbuhan industri migas.

Baca Selengkapnya

Kepala SKK Migas Sebut Industri Hulu Minyak dan Gas RI Butuh Investasi USD 179 Miliar

23 November 2022

Kepala SKK Migas Sebut Industri Hulu Minyak dan Gas RI Butuh Investasi USD 179 Miliar

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menjelaskan industri hulu minyak dan gas (migas) membutuhkan investasi yang cukup besar.

Baca Selengkapnya

Eks Menteri Pertambangan Soebroto Sebut Industri Hulu Migas Bukan Sunset Industri

28 Oktober 2022

Eks Menteri Pertambangan Soebroto Sebut Industri Hulu Migas Bukan Sunset Industri

Menteri Pertambangan dan Energi RI periode 1978-1988, Soebroto, mengatakan industri hulu minyak dan gas (migas) bukan sunset industri, tetapi menjadi sunrise industri

Baca Selengkapnya

Temuan Potensi Gas Melimpah di Blok Andaman, SKK Migas Ungkap Pengeboran Makin Intensif

21 Juli 2022

Temuan Potensi Gas Melimpah di Blok Andaman, SKK Migas Ungkap Pengeboran Makin Intensif

SKK Migas melaporkan kegiatan pengeboran di Blok Andaman I,II, dan III belakangan makin intensif.

Baca Selengkapnya

Arus Mudik, BPH Migas Prediksi Ketersediaan Bensin Bakal Naik 5 Persen

25 April 2022

Arus Mudik, BPH Migas Prediksi Ketersediaan Bensin Bakal Naik 5 Persen

BPH Migas menjelaskan beberapa proyeksi untuk sektor bahan bakar minyak (BBM) selama periode Idul Fitri.

Baca Selengkapnya

Krisis Energi, Kemenko Perekonomian: Kita Perlu Belajar Mumpung Ada Waktu

24 Oktober 2021

Krisis Energi, Kemenko Perekonomian: Kita Perlu Belajar Mumpung Ada Waktu

Raden Pardede mengatakan salah satu kontributor krisis energi saat ini akibat mulai ditinggalkannya industri fosil

Baca Selengkapnya

Joe Biden Menangguhkan Sementara Izin Pengeboran Minyak dan Gas

22 Januari 2021

Joe Biden Menangguhkan Sementara Izin Pengeboran Minyak dan Gas

Pemerintahan Joe Biden untuk sementara menangguhkan izin pengeboran minyak dan gas di daratan dan perairan federal untuk memerangi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya