Cara-cara Ini yang Menggerus Efek Jokowi  

Reporter

Senin, 17 Maret 2014 10:18 WIB

Petugas mengamati layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) usai pembukaan perdagangan di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta (2/1). Tempo/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) berpeluang untuk melanjutkan kenaikan. Namun hal ini bisa terganjal potensi profit taking (aksi ambil untung). “Jika kondisi ini dimanfaatkan untuk profit taking masif, Jokowi Effect akan berkurang dan dapat kembali terkoreksi,” kata analis dari Trust Securities, Reza Priyambada, Senin, 17 Maret 2014.

Menurut reza, pada perdagangan hari ini, indeks diperkirakan akan berada pada rentang support 4.650-4.756 dan resisten 4.885-4.912. Sempat berada pada support (4.680-4.706) tapi mampu berbalik naik melampaui target resisten (4.735-4.750). Pada perdagangan pekan lalu, laju indeks cenderung melemah pada awal sesi setelah pelaku pasar mulai melakukan profit taking setelah rilis BI rate. Pelemahan terjadi pada saham perbankan, aneka industri, dan beberapa saham lainnya.

Namun kondisi IHSG berbalik arah mulai menguat signifikan sekitar pukul 15.00 WIB setelah maraknya pemberitaan tentang pemberian mandat menjadi presiden kepada Jokowi. “Pasar sangat... sangat bereaksi positif, bahkan nilai transaksi pun langsung melonjak yang juga didukung adanya transaksi beli saham BTPN di pasar nego hampir senilai Rp 6 triliun,” kata Reza.

Sepanjang perdagangan Jumat lalu, IHSG menyentuh level 4.726,17 (level tertingginya) pada akhir sesi 2 dan menyentuh level 4.726,17 (level terendahnya) pada awal sesi 1 dan berakhir pada level 4.726,17. Adapun volume perdagangan turun dan nilai total transaksi naik. Investor asing mencatatkan nett buy dengan kenaikan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett sell.

Faktor efek Jokowi, kata Reza, walaupun sempat membuat laju IHSG melesat, tak dirasakan oleh rupiah. Kondisi pasar valas sedang diliputi kekhawatiran, terutama jelang penyelenggaraan referendum di Crimea. Meningkatnya kembali kecemasan membuat pelaku pasar memilih untuk switching ke aset-aset valas lainnya yang dinilai safe heaven, seperti yen. Laju rupiah melampaui level support 11.410, Rp 11.445-11.395 (kurs tengah BI).

FAIZ NASHRILLAH




Berita Bisnis Lainnya
Genjot Produksi, Pertamina Belanja Rp 42,6 Triliun
Garuda Buka Rute Penerbangan Langsung Jakarta-Palu
Trik Pembuat Atribut Kampanye Hindari Caleg Penipu
Gangguan Kabut Asap Riau, Chevron Paling Merugi
Situs Mikrobloging Cina Melantai di Wall Street

Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

1 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

6 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

38 hari lalu

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

25 Februari 2024

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.

Baca Selengkapnya

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

30 Januari 2024

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

5 Desember 2023

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas

Baca Selengkapnya

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

4 Desember 2023

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.

Baca Selengkapnya

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

30 November 2023

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.

Baca Selengkapnya

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

26 Oktober 2023

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membidik rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2024 sebesar Rp 12,25 triliun pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

7 Oktober 2023

Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

Bursa Efek Indonesia (BEI) membeberkan alasan nilai transaksi harian di pasar modal Indonesia yang jeblok dibandingkan tahun lalu.

Baca Selengkapnya