Industri Grafika Nasional Tertinggal Sepuluh Tahun

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Rabu, 12 Maret 2014 18:40 WIB

Sejumlah hasil cetakan digital format besar dipamerkan dalam pameran alat percetakan "all print" 2012 di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, Kamis (8/11). TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Surakarta - Perkembangan industri grafika di Indonesia masih tertinggal dari negara lain di Asia Tenggara. Ketua Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Perusahaan Grafika Indonesia Jimmy Juneanto mengatakan nilai ekspor produk percetakan Indonesia kalah jauh dari Singapura. Sementara Singapura mencapai US$ 1,5 miliar, Indonesia baru US$ 156 juta.

“Jika melihat ketersediaan bahan baku dan banyaknya industri percetakan, mestinya nilai ekspor kita bisa sepuluh kali lipat,” ujar Jimmy seusai pembukaan pameran Indonesia Grafika Expo di Surakarta, Rabu, 12 Maret 2014.

Upaya menggenjot ekspor itu misalnya dengan membentuk kawasan industri grafika terpadu. Dengan demikian antar-industri bisa saling mengisi mulai hulu sampai hilir. Dia mengatakan Indonesia sangat tertinggal dibanding negara lain di Asia Tenggara. Dia menyebutkan beberapa negara sudah membangun kawasan industri grafika terpadu, seperti Thailand, Singapura, Vietnam, dan Myanmar. “Sebagian besar produknya diekspor,” katanya.

Jimmy menilai kendala yang menghambat industri grafika berkembang justru dari pelaku usaha. Pengusaha merasa sudah cukup dengan hasil yang dicapai sekarang. “Selain itu, kita kurang promosi,” katanya.

Bahkan Wakil Ketua PPGI Surakarta Karunya Budhyawan mengatakan industri grafika nasional tertinggal sepuluh tahun dari negara di Asia. Salah satu indikasinya, banyak mesin cetak canggih yang baru masuk ke Indonesia sekarang, padahal mesin itu sudah digunakan negara lain beberapa tahun sebelumnya. “Karena kita sebagai pengguna sehingga kita ketinggalan soal teknologi percetakan,” ucapnya.

Dia mencontohkan mesin cetak print on demand yang baru masuk Indonesia. “Mesin print on demand sudah lama ada di negara lain. Kita baru menikmati sekarang,” katanya. Mesin ini dapat mencetak sesuai permintaan, misalnya hanya mencetak satu buku. Bahan yang digunakan tidak harus kertas, tapi bisa plastik atau aluminium.

Dia menilai industri percetakan di Indonesia harus bergerak cepat mengatasi ketertinggalan. Jika tidak, akan tergilas industri percetakan asing yang bebas masuk ke Indonesia seiring pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.

UKKY PRIMARTANTYO







Terpopuler:
Status Gunung Slamet Masih Waspada
Ini Dia Penumpang Gelap Malaysia Airlines
Lenovo Giat Pasarkan Perangkat All-in-One

Berita terkait

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

18 jam lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Pameran Dekorasi Rumah Indonesia di Taiwan Raup Transaksi Rp 4,73 Miliar

19 jam lalu

Pameran Dekorasi Rumah Indonesia di Taiwan Raup Transaksi Rp 4,73 Miliar

Kementerian Perdagangan menggelar pameran dekorasi rumah Indonesia di Taiwan, total transaksi yang diperoleh Rp 4,73 miliar.

Baca Selengkapnya

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan Lantik 6 Pejabat Eselon I dan II, Berpesan Waspadai Situasi Geopolitik Timur Tengah

21 jam lalu

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan Lantik 6 Pejabat Eselon I dan II, Berpesan Waspadai Situasi Geopolitik Timur Tengah

Menteri Perdagangan melantik pejabat eselon I dan II. Dia berpesan agar siap menghadapi keadaan geopolitik Timur Tengah saat ini.

Baca Selengkapnya

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

2 hari lalu

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menyatakan impor untuk komoditas bahan baku plastik kini tidak memerlukan pertimbangan teknis lagi.

Baca Selengkapnya

Kementerian Perdagangan Sebut Utang Rafaksi Minyak Goreng Segera Dibayar

3 hari lalu

Kementerian Perdagangan Sebut Utang Rafaksi Minyak Goreng Segera Dibayar

Kementerian Perdagangan mengatakan bahwa utang rafaksi minyak goreng akan segera dibayarkan.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

5 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

6 hari lalu

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

Delegasi Indonesia dan Tunisia membahas perjanjian perdagangan bilateral di Tangerang. Indonesia banyak mengekspor sawit dan mengimpor kurma.

Baca Selengkapnya

Kemendag Gelar Festival Hari Konsumen Nasional

7 hari lalu

Kemendag Gelar Festival Hari Konsumen Nasional

Kementerian Perdagangan atau Kemendag menggelar festival untuk memperingati Hari Konsumen Nasional (Harkonas).

Baca Selengkapnya

Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen

9 hari lalu

Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen

Kementerian Perdagangan menyebut sektor penjualan online paling banyak dilaporkan keluhan konsumen lantaran banyak penipuan. Selain itu, Kemendag telah menutup setidaknya 223 akun yang diindikasi sebagai penipu.

Baca Selengkapnya

Zulhas: Barang Impor Bawaan Penumpang Akan Dibatasi Lewat Peraturan Menteri Keuangan

10 hari lalu

Zulhas: Barang Impor Bawaan Penumpang Akan Dibatasi Lewat Peraturan Menteri Keuangan

Zulhas mengatakan pembatasan barang impor bawaan penumpang nantinya akan diatur lewat Peraturan Menteri Keuangan.

Baca Selengkapnya