Volume Penjualan PTBA Naik, Pendapatan Turun 3,4%
Editor
Abdul Malik
Kamis, 27 Februari 2014 10:40 WIB
TEMPO.CO, Palembang - Badan usaha milik negara pertambangan batu bara, PT Bukit Asam (Persero) atau biasa disebut PTBA Tbk berhasil mebukukan pendapatan sebesar Rp 11,2 triuliun pada 2013 yang lalu. Angka yang telah di audit itu turun tipis 3,4 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama Januari-Desember 2012, yakni sebesar Rp 11,6 triliun.
Menurunnya pendapatan di tahun 2013 dipengaruhi oleh menurunnya harga jual batubara di pasaran internasional. Tahun ini perseroan milik negara ini lebih optimistis dalam melihat potensi pasar lokal dan internasional. (Baca juga: Saham-saham Pencetak Laba)
Direktur Utama Bukit Asam, Milarwarma, menjelaskan secara umum perseron yang dia pimpin berhasil mencatat pertumbuhan penjualan hingga 16 persen. Pada 2013, menurut dia, perseroan berhasil menjual 17,76 juta ton batubara ke berbagai pasar. Sementara satu tahun sebelumnya perseroan hanya mampu menjual hingga 15,33 juta ton. “Tahun ini penjualan kami tumbuh 16 persen di tengah jatuhnya harga batu bara di pasaran,” kata Milawarma, Kamis, 27 Februari 2014.
Sekretaris perusahaan Bukit Asam, Joko Pramono, mengatakan pihaknya melakukan sejumlah langkah strategis untuk mempertahankan tingkat pendapatan perseroan. Langkah tersebut di antaranya meningkatkan volume penjualan ekspor batubara kualitas tinggi sebesar 39 persen atau setara dengan 9,59 juta ton. (Lihat juga: Saham-saham Pencetak Rugi)
Sementara itu, penjualan di pasar domestik ditargetkan sebesar 8,17 juta ton. Melihat pergerakan pasar pada semester pertama 2014, Bukit Asam optimistis dapat memperbaiki kinerja pada tahun ini dan tahun-tahun mendatang.
Selain melakukan sejumlah langkah efisiensi, Bukit Asam juga tengah melakukan penyelesaian program penambahan kapasitas sandar kapal di pelabuhan. Langkah ini diyakini bisa mempertahankan, bahkan membuat pendapatan perseroan semakin membaik. “Kami sedang fokus pada program penambahan kemampuan sandar menjadi 200 ribu deadweight tonnage (DWT) dan 80 ribu DWT,” kata Joko.
Masih kata Joko Pramono, dari total pendapatan yang dirilis perusahaan yang berkantor pusat di Tanjung Enim, Sumatera Selatan itu, perseroan membukukan laba bersih Rp 1,8 triliun di 2013. Pada 2012 perseroan membukukan laba bersih Rp 2,9 triliun.
Dari sisi margin, perseroan membukukan margin laba kotor sebesar 30, 9 persen dan margin laba operasi 19, 2 persen serta margin laba bersih 16, 3 persen. “Sementara untuk rasio keuangan return on investment adalah 25 persen dari sebelumnya 34 persen dan return on equity menjadi 24 persen dari sebelumnya 34 persen,” ujar Joko.
PARLIZA HENDRAWAN (PALEMBANG)
Terpopuler :
Habis Dapat Duit, Bos WhatsApp Pacaran di Spanyol
Dolar Tertekan Data Ekonomi Amerika
Lima Negara Terbaik untuk Menghabiskan Pensiun
Rakuten Berfokus pada Mobile Commerce