TEMPO.CO, Bandung - Ekonom dari Universitas Indonesia, Lana Soelistianingsih menyatakan ekonomi Amerika Serikat masih dalam tren pemulihan walaupun melambat berdasarkan beberapa data ekonomi terakhir. “Bank sentral Amerika Serikat (The Fed) kemungkinan mensinyalkan naiknya suku bunga federal fund rate (FFR) pada triwulan keempat 2014," ujarnya dalam pelatihan wartawan bertema "Penguatan Tugas Bank Indonesia di Bidang Moneter Pasca Otoritas Jasa Keuangan (OJK)", di Bandung, Sabtu, 22 Februari 2014. (Baca juga : Gaet Investor, Indonesia Seperti Gadis Cantik Lagi)
Menurut dia, The Fed kemungkinan masih akan memperbesar jumlah pengurangan stimulus (tapering-off) dari per Februari US$ 20 miliar. "Sehingga injeksi senilai US$ 65 miliar per bulan, bisa menjadi nol injeksi," kata Lana.
Lebih lanjut, ia menuturkan, isu negatif terhadap negara berkembang muncul karena efek devaluasi mata uang Argentina, peso. Lana menuturkan, mata uang Peso terdevaluasi 18 persen. Harga barang-barang seperti peralatan rumah tangga, elektronik, dan wine naik 30 persen. (Lihat juga : G20 Akan Pasang Target Pertumbuhan Ambisius)
"Pelemahan ini menekan mata uang emerging markets lainnya," kata Lana. Ia menyebut mata uang Turki, lira melemah 4,4 persen dalam satu pekan. Sementara itu mata uang Rusia, rubel melemah 2,9 persen. Lana mengatakan cadangan devisa Argentina tinggal US$ 29,06 miliar per 24 Januari lalu. "Argentina kemungkinan default senilai US$ 50 miliar, utang luar negerinya," ucapnya.
Jokowi Cerita Saat Presiden Bank Dunia Tak Punya Saran untuk RI
27 Agustus 2018
Jokowi Cerita Saat Presiden Bank Dunia Tak Punya Saran untuk RI
Presiden Jokowi mengatakan Indonesia mesti mengandalkan kemampuannya sendiri agar aman dari dampak ketidakstabilan ekonomi dunia"Saya tanya langsung gimana kira-kira prospek pertumbuhan ekonomi maupun keadaan ekonomi global secara umum, apa saranmu kepada Indonesia? Dia ngomong tidak punya saran, semuanya sulit diprediksi. Ya artinya menurut saya internal kita sendiri yang harus diperbaiki," kata Jokowi saat menerima anggota Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 27 Agustus 2018.