Rupiah Loyo, Pemerintah Tertekan Utang Dolar  

Reporter

Jumat, 21 Februari 2014 09:53 WIB

REUTERS/Kacper Pempel

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Departemen Statistik Bank Indonesia Hendy Sulistiowaty mengatakan melemahnya nilai tukar rupiah akan membebani pemerintah yang banyak berutang dalam bentuk dolar. Dari total keseluruhan, utang luar negeri pemerintah dalam dolar 47 persen atau setara US$ 57,6 miliar.

Jumlah itu paling besar ketimbang utang dalam mata uang lain, termasuk rupiah. "Pemerintah sangat memperhatikan pelemahan rupiah karena itu menambah beban," kata Hendy di gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis, 20 Februari 2014.

Adapun utang pemerintah dalam rupiah 22 persen atau setara US$ 27,4 miliar, 19 persen dalam yen Jepang setara US$ 23,5 miliar, 5 persen masing-masing dalam euro dan dolar Singapura setara US$ 5,9 miliar dan US$ 6,2 miliar, serta 2 persen dalam mata uang lainnya setara US$ 2,5 miliar. Total utang jangka panjang pemerintah US$ 123,5 miliar.

Hendy mengatakan utang pemerintah biasanya berbentuk pinjaman bilateral, pinjaman multilateral, fasilitas kredit ekspor, dan obigasi jangka panjang. Sedangkan utang jangka pendek biasanya berupa surat utang jangka pendek surat perbendaharaan negara dan sertifikat Bank Indonesia. (Baca: Pilih Melunasi, Pemerintah Tak Gencar Berutang)

MAYA NAWANGWULAN

Berita terkait

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

26 menit lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

2 jam lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

15 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

1 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

3 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

3 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya