BI Masih Periksa Kasus Bank Victoria

Reporter

Editor

Rabu, 26 Januari 2005 07:54 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Bank Indonesia (BI) masih melakukan pemeriksaan terhadap kemungkinan masalah di Bank Victoria Internasional. BI menilai persoalan di bank Victoria hanya masalah internal dan tidak mempengaruhi kesehatan bank.Direktur Pengawasan Bank I BI, Sabar Anton Tarihoran mengatakan kondisi bank Victoria hingga saat ini masih sehat dengan rasio kecukupan modal (CAR) 13 persen. "Selama ini yang kami tahu memang ada masalah internal yakni konflik antar direktur. Hanya itu yang saya tahu sekarang," katanya di gedung BI, Jakarta, Selasa (25/1).Menurut dia, Direktur Utama Bank Victoria Untung Woenardi dan Direktur Agus Antariksa Sidharta telah menandatangani kesepakatan siap masuk Daftar Orang Tercela (DOT) jika melakukan transaksi yang tidak lazim pada 2002. Anton mengatakan hingga saat ini kedua orang itu belum diberikan status DOT (Daftar Orang Tercela) karena belum menemukan bukti-bukti baru.Sebelumnya, anggota komisi keuangan dan perbankan DPR, Dradjad Wibowo meminta BI memasukkan dua direktur itu dalam DOT. Anton mengatakan BI sebagai otoritas perbankan akan selalu berhati-hati dalam menangani persoalan bank. "Saya akan mempelajarinya," kata dia.Di tempat terpisah, penanggung jawab sementara Badan Pengawas Pasar Modal Darmin Nasution mengatakan kasus bank ini juga terkait persoalan pribadi. Namun, Darmin tidak berkomentar saat ditanya sikap Bapepam menagani kasus ini. Darmin juga tidak menjawab saat ditanya apakah Bapepam mau memanggil manajemen atau tidak. "Saya tidak mau berkomentar dulu soal itu," kata dia. (yandi mr)

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

2 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

2 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

3 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

4 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

4 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

5 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

7 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

7 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya