Pengakuan Menteri Suswono Soal Beras Impor  

Reporter

Editor

Elik Susanto

Senin, 3 Februari 2014 09:01 WIB

Dari kiri : Dirut Bulog Sutarto Alimoesa, Menteri Pertanian Suswono dan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu melakukan sidak di Pasar Beras Cipinang. Jakarta (21/12), untuk memantau harga menjelang Natal dan Tahun Baru. TEMPO/Dinul Mubarok

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian Suswono memastikan beras impor jenis medium asal Vietnam yang beredar di Pasar Induk Cipinang ilegal. Sebab, beras tersebut diimpor oleh importir swasta, bukan Perum Bulog. "Impor beras medium merupakan kewenangan Bulog. Kalau ada beras umum di Cipinang dan yang mengimpor adalah swasta, sudah pasti ilegal," ujarnya saat ditemui Tempo di kantornya, Kamis, 30 Januari 2013.

Menurut dia, potensi pelanggaran diprediksi berasal dari kesamaan kode HS (harmonization system) antara beras impor umum dan beras impor khusus. Seperti dirilis oleh Direktorat Pengawasan dan Penerimaan Bea dan Cukai pekan lalu, kode HS kedua barang berbeda tersebut disamakan dalam Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI) 2012, yakni 1006.30.99.00.

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Bachrul Chairi mengakui telah memberi surat persetujuan impor (SPI) sebesar 16.900 ton. Rinciannya, izin impor beras Basmati sebesar 1.910 untuk 50 perusahaan dan beras Japonica sebanyak 14.990 ton kepada 114 perusahaan.

Suswono mengklaim, sepanjang 2013, rekomendasi impor beras khusus yang dikeluarkan Kementerian Pertanian untuk kedua jenis beras itu sebesar 14.787 ton. Rinciannya, sebesar 13.263 ton untuk beras Japonica dan 1.524 ton untuk beras Basmati. "Bisa jadi importir memanfaatkan kesamaan kode HS untuk memasukkan barang yang berbeda. Bisa saja itu," ujar Suswono.

Untuk itu, ia menambahkan, telah mengirim surat ke Kementerian Perdagangan guna mengklarifikasi perizinan importasi beras sekaligus mengusut kemungkinan perembesan beras impor. "Kementerian Perdagangan harus mengecek betul ini antara SPI (surat permintaan impor) dan jenis barang yang masuk sesuai atau tidak," ujarnya.

Heboh beras impor asal Vietnam berawal dari keresahan pedagang di Pasar Induk Cipinang, Jakarta. Beras yang diklaim berkualitas medium tersebut dijual dengan harga Rp 500 lebih murah dari beras lokal dengan kualitas yang hampir sama.

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai menunjukkan bahwa beras asal Vietnam memang berizin dari Kementerian Perdagangan. Di pihak lain, Kementerian Perdagangan menyatakan bahwa izin impor yang diberikan hanya untuk khusus.

AYU PRIMA SANDI

Berita Terkait
Kemendag Ngotot Beras Vietnam Ilegal
Kemenhub Lempar Urusan Merpati ke Dahlan Iskan
Bea Cukai: Beras Vietnam Kantungi Izin Kemendag

Berita terkait

Kuota Pupuk Bersubsidi Naik, Mentan: Segera Tebus

1 hari lalu

Kuota Pupuk Bersubsidi Naik, Mentan: Segera Tebus

Penambahan pupuk subsidi dari 4,7 juta ton menjadi 9,5 juta ton telah mendapat persetujuan dari presiden.

Baca Selengkapnya

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

2 hari lalu

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

3 hari lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

3 hari lalu

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

Penggunaan uang korupsi Syahrul Yasin Limpo (SYL) terungkap di pengadilan. Mayoritas digunakan untuk kepentingan keluarga. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

5 hari lalu

Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

Harga bawang merah mulai mengalami penurunan di sejumlah daerah.

Baca Selengkapnya

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

6 hari lalu

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

Tim Jaksa KPK menghadirkan empat saksi pada sidang lanjutan bekas Menteri Pertanian (Kementan) Syahrul Yasin Limpo (SYL)

Baca Selengkapnya

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

11 hari lalu

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

Nilai transaksi potensial paviliun Indonesia di Cafex Expo 2024, Mesir, capai Rp 253 milir. Didominasi oleh produk biji kopi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

11 hari lalu

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

Novel Baswedan menjelaskan, jika Firli Bahuri ditahan, ini akan menjadi pintu masuk bagi siapa pun yang mengetahui kasus pemerasan lainnya.

Baca Selengkapnya

Kesaksian Permintaan Uang dari Syahrul Yasin Limpo Saat Jadi Mentan, untuk Perawatan Kecantikan Anak hingga Kado

12 hari lalu

Kesaksian Permintaan Uang dari Syahrul Yasin Limpo Saat Jadi Mentan, untuk Perawatan Kecantikan Anak hingga Kado

Sejumlah pejabat Kementerian Pertanian dihadirkan sebagai saksi di sidang lanjutan dugaan pemerasan dan gratifikasi oleh Syahrul Yasin Limpo.

Baca Selengkapnya

Dewas KPK Masih Proses Dugaan Pelanggaran Etika oleh Dua Pimpinan Komisi Antikorupsi

13 hari lalu

Dewas KPK Masih Proses Dugaan Pelanggaran Etika oleh Dua Pimpinan Komisi Antikorupsi

Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi masih memeriksa dugaan pelanggaran etika oleh dua pimpinan KPK.

Baca Selengkapnya