YLKI Minta Pertamina Benahi Tata Niaga Gas  

Reporter

Editor

Suseno TNR

Kamis, 2 Januari 2014 06:23 WIB

Gas elpiji 3kg. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO , Jakarta - Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, Tulus Abadi, meminta Pertamina memperbaiki tata niaga Elpiji sebelum menaikkan harga gas non-subsidi. Kenaikan harga dikhawatirkan bakal mendongkrak konsumsi elpiji berukuran 3 kilogram yang disubsidi pemerintah (lihat: Tahun Baru, Harga Elpiji Naik). “Bila tak dibenahi, maka konsumen akan pindah semua ke Elpiji bersubsidi,” katanya, Rabu, 1 Januari 2014.

Tulus mengacu pada pengalaman 2009. Saat Pertamina menaikkan harga gas, konsumsi elpiji berukuran 3 kilogram melonjak hingga 12 persen. “Masyarakat turun kelas karena disparitas harga yang tinggi,” katanya.

Selama ini, menurut Tulus, Pertamina tak membatasi pembelian Elpiji berukuran 3 kilogram. Pasarnya masih terbuka sehingga siapa saja bisa membeli gas yang disebut gas melon tersebut. “Ini akan menjadi kontraproduktif untuk Pertamina,” katanya.

Di sisi lain, dia memaklumi bila Pertamina menaikkan harga gas. Sebabnya, sekitar 57 persen dari kebutuhan gas masih dipenuhi dari impor (lihat: Begini Alasan Pertamina Menaikkan Harga Elpiji).

Namun, Tulus meminta agar kenaikan harga tak sampai lebih dari 50 persen. Sebabnya, kenaikan harga gas akan mengerek biaya produksi sejumlah barang lainnya, seperti makanan olahan misalnya. Selama ini produksi makanan olahan menggunakan gas berukuran 12 kilogram.

PT Pertamina (Persero) memutuskan menaikkan harga elpiji kemasan 12 kilogram. Juru bicara Pertamina, Ali Mundakir, mengatakan, sejak kemarin, harga gas non-subsidi itu naik sekitar Rp 3.959 per kilogram atau menjadi Rp 122 ribu per tabung, dari sebelumnya sekitar Rp 78 ribu per tabung.

Kenaikan harga gas antara lain disebabkan oleh tingginya konsumsi elpiji nonsubsidi pada 2013 yang mencapai 977 ribu ton. Alasan lainnya adalah melonjaknya harga pokok elpiji di pasar dan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. “Kondisi ini tidak sehat untuk Pertamina dalam menjamin pasokan elpiji ke masyarakat,” kata Ali ketika dihubungi kemarin.

Menurut Ali, Pertamina sudah mengantisipasi melonjaknya konsumen gas berukuran 3 kilogram. Caranya dengan mendata jumlah kebutuhan gas tersebut. "Jadi bila ada lonjakan permintaan tiba-tiba, tidak akan kami layani," katanya.

Dia juga tak khawatir kenaikan harga akan membebani konsumen. Sebab, pengguna gas berukuran 12 kilogram berasal dari masyarakat mampu.

DEWI RINA | GALVAN YUDISTIRA

Berita lain:
BI Klaim Kinerja Perbankan Jawa Timur Stabil

Pemerintah Pesimistis Capai Target Tol Baru 2014

2018, Indonesia Impor BBM Rp 2 triliun per Hari

PU Usulkan Dana Optimalisasi Rp 110 Triliun

Mitratel Dilepas, Posisi Tawar Telkom Berkurang

Pengawasan Perbankan Resmi Beralih ke OJK

Tiga Perusahaan Jadi Penyalur BBM Bersubsidi




Berita terkait

Mengenal Bahan Bakar CNG yang Digunakan Taksi Bluebird, Diklaim Bisa Kurangi Emisi

12 Desember 2023

Mengenal Bahan Bakar CNG yang Digunakan Taksi Bluebird, Diklaim Bisa Kurangi Emisi

Sebanyak 3.200 unit armada taksi Bluebird menggunakan bahan bakar Compressed Natural Gas (CNG).

Baca Selengkapnya

PGN Test Drive Motor Bahan Bakar Gas, Hasilnya Mencengangkan

31 Maret 2023

PGN Test Drive Motor Bahan Bakar Gas, Hasilnya Mencengangkan

Harga BBG atau bahan bakar gas sama di semua tempat pengisian, yakni Rp 4.500 per liter setara premium ( LSP).

Baca Selengkapnya

Tarif BBG Naik, Transjakarta: Belum Ada Arahan Pemprov soal Tarif Layanan

13 Mei 2022

Tarif BBG Naik, Transjakarta: Belum Ada Arahan Pemprov soal Tarif Layanan

Kenaikan tarif BBG akan berdampak terhadap beban biaya operasi Transjakarta.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Aturan Lengkap PPKM, Tarif BBG Naik per 1 Mei

11 Mei 2022

Terpopuler Bisnis: Aturan Lengkap PPKM, Tarif BBG Naik per 1 Mei

Artikel mengenai aturan lengkap pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) tampak paling banyak dibaca. Ada juga tentang kenaikan BBG.

Baca Selengkapnya

Tarif BBG Resmi Naik per 1 Mei, Energi Watch: Masih Lebih Murah dari BBM

10 Mei 2022

Tarif BBG Resmi Naik per 1 Mei, Energi Watch: Masih Lebih Murah dari BBM

Kenaikan harga BBG tidak akan mengganggu proses transisi energi. Sebab, harganya lebih murah ketimbang BBM.

Baca Selengkapnya

DKI Diminta Segera Pakai Kendaraan Operasional Bahan Bakar Gas

13 September 2019

DKI Diminta Segera Pakai Kendaraan Operasional Bahan Bakar Gas

Penggunaan bahan bakar gas untuk kendaraan operasional pemda dan angkutan umum sesuai amanat Pergub Nomor 141 Tahun 2007.

Baca Selengkapnya

KPBB Sebut Lobi Solar Ingin Hilangkan Bahan Bakar Gas

28 Juni 2019

KPBB Sebut Lobi Solar Ingin Hilangkan Bahan Bakar Gas

Ahmad menduga terjadi lobi-lobi pebisnis kepada pemerintah agar menggugurkan aturan yang mewajibkan penggunaan bahan bakar gas (BBG).

Baca Selengkapnya

Jaga Kualitas Udara, Transportasi Resmi Asian Games Berbahan Bakar Gas

13 Juli 2018

Jaga Kualitas Udara, Transportasi Resmi Asian Games Berbahan Bakar Gas

Transportasi resmi Asian Games 2018 akan menggunakan kendaraan berbahan bakar gas.

Baca Selengkapnya

Jonan Resmikan 10.101 Jaringan Gas Rumah Tangga di Mojokerto

9 Februari 2018

Jonan Resmikan 10.101 Jaringan Gas Rumah Tangga di Mojokerto

Jaringan Gas di Kabupaten Mojokerto dan Kota Mojokerto dibangun karena berdekatan dengan dua sumur gas.

Baca Selengkapnya

Pertamina Bagikan 2.000 Converter Kit ke Nelayan

10 November 2017

Pertamina Bagikan 2.000 Converter Kit ke Nelayan

Pertamina menyatakan mendukung konversi bahan bakar minyak ke gas oleh nelayan.

Baca Selengkapnya