Rasio Utang Luar Negeri Masih Wajar  

Jumat, 29 November 2013 11:38 WIB

Papan elektronik penunjuk pergerakan kurs valuta asing di PT Ayu Masagung di Jakarta, (10/10). Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank sempat anjlok melewati level Rp10.000 per dolar AS. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Menumpuknya utang luar negeri yang jatuh tempo pada akhir tahun ini dinilai masih wajar, terutama bila menilik level rasio utang terhadap produk domestik bruto saat ini. “Hingga kuartal ketiga tahun ini, rasio utang luar negeri terhadap PDB nominal masih di bawah 30 persen,” ujar ekonom dari PT Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta, Kamis petang, 28 November 2013.

Rangga menjelaskan, rasio utang luar negeri terhadap PDB nominal sebetulnya naik sejak Maret 2012. Tapi hingga kini belum ada lonjakan rasio yang dinilai drastis.

Selama ini pengaruh negatif utang terhadap pertumbuhan ekonomi terjadi jika rasio utang luar negeri terhadap PDB nominal di negara-negara berkembang naik di atas 30-60 persen. Dan untuk Indonesia, kategorinya masih aman dan pertumbuhan ekonomi masih mampu tumbuh walaupun lebih lambat dari sebelumnya.

Menurut Rangga, baik pemerintah maupun swasta bisa saja melakukan roll over atau perpanjangan masa pembayaran utang jatuh tempo tersebut. Tapi pemerintah hanya bisa memutuskan dan melakukan roll over untuk utang pemerintah dan BI, yang proporsinya kecil dibanding total utang luar negeri. Sedangkan rescheduling pembayaran utang swasta harus dilakukan korporasi terkait.

Rangga menjelaskan, anjloknya kurs rupiah saat ini yang menembus level Rp 12 ribu per dolar AS disebabkan lonjakan permintaan dolar AS untuk keperluan pembayaran pokok dan cicilan utang yang jatuh tempo. "Sepanjang kuartal empat ini dibutuhkan US$ 21 miliar untuk pembayaran cicilan pokok utang luar negeri, baik pemerintah maupun swasta."

Namun ia belum melihat ada masalah kemampuan membayar pokok dan cicilan utang dari pemerintah maupun swasta. Di sisi lain, saat ini kurs non-deliverable forward rupiah tenor satu bulan sudah berada di atas kurs referensi (Jisdor) BI. Itu menandakan tekanan sentimen negatif yang datang dari sisi eksternal sudah lebih kuat.

Berikut ini rasio utang luar negeri terhadap PDB sepanjang 2012-2013 yang disarikan dari Statistik Bank Indonesia:

2012
Kuartal satu: 26,6
Kuartal dua: 27,15
Kuartal tiga: 27,75
Kuartal empat: 28,65

2013
Kuartal satu: 28,74
Kuartal dua: 28,95
Kuartal tiga: 29,17

PDAT | M. AZHAR




Berita terkait

Erick Thohir Minta BUMN Segera Antisipasi Dampak Penguatan Dolar

17 hari lalu

Erick Thohir Minta BUMN Segera Antisipasi Dampak Penguatan Dolar

Erick Thohir mengatakan BUMN perlu mengoptimalkan pembelian dolar, artinya adalah terukur dan sesuai dengan kebutuhan.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Erick Thohir Minta BUMN Beli Dolar Secara Optimal, Rupiah Loyo Jadi Rp 16.260 per USD

18 hari lalu

Terkini Bisnis: Erick Thohir Minta BUMN Beli Dolar Secara Optimal, Rupiah Loyo Jadi Rp 16.260 per USD

Erick Thohir mengarahkan agar BUMN membeli dolar secara optimal dan sesuai kebutuhan di tengah memanasnya geopolitik dan penguatan dolar.

Baca Selengkapnya

Utang Luar Negeri RI Tercatat Rp USD 407,3 Miliar, Banyak Pembiayaan Proyek Pemerintah

18 hari lalu

Utang Luar Negeri RI Tercatat Rp USD 407,3 Miliar, Banyak Pembiayaan Proyek Pemerintah

BI mencatat jumlah utang luar negeri Indonesia jumlahnya naik 1,4 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Cadangan Devisa Indonesia Turun Jadi US$ 144 Miliar

7 Maret 2024

BI Laporkan Cadangan Devisa Indonesia Turun Jadi US$ 144 Miliar

BI mencatat cadangan devisa Indonesia pada akhir Februari 2024 senilai US$ 144 miliar.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Makan Siang Gratis Bisa Berujung Utang Luar Negeri, Jadwal dan Cara Pendaftaran CPNS 2024

18 Februari 2024

Terpopuler: Makan Siang Gratis Bisa Berujung Utang Luar Negeri, Jadwal dan Cara Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Program makan siang gratis bisa berujung pada utang luar negeri, jadwal dan cara mendaftar CPNS 2024

Baca Selengkapnya

Ekonom Prediksi Program Makan Siang Gratis Berujung pada Utang Luar Negeri

17 Februari 2024

Ekonom Prediksi Program Makan Siang Gratis Berujung pada Utang Luar Negeri

Ekonom memprediksi, jika program makan siang gratis akan berujung pada penambahan utang luar negeri. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya

Terkini: Prabowo-Gibran Unggul Begini Kata Walhi, Bapanas Sebut Bantuan Pangan Beras Kembali Disalurkan

15 Februari 2024

Terkini: Prabowo-Gibran Unggul Begini Kata Walhi, Bapanas Sebut Bantuan Pangan Beras Kembali Disalurkan

Pasangan Capres dan Cawapres) nomor urut dua Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) unggul di hitung cepat.

Baca Selengkapnya

Utang Luar Negeri Naik jadi US$ 407,1 Miliar pada Akhir 2023, Begini Penjelasan Lengkap BI

15 Februari 2024

Utang Luar Negeri Naik jadi US$ 407,1 Miliar pada Akhir 2023, Begini Penjelasan Lengkap BI

Bank Indonesia (BI) mengumumkan utang luar negeri (ULN) Indonesia pada kuartal keempat tahun 2023 naik menjadi US$ 407,1 miliar.

Baca Selengkapnya

Cadangan Devisa Turun, Disedot Jatuh Tempo Bayar Utang Luar Negeri Pemerintah

9 Februari 2024

Cadangan Devisa Turun, Disedot Jatuh Tempo Bayar Utang Luar Negeri Pemerintah

Cadangan devisa Indonesia menurun pada bulan pertama 2024 gara-gara pembayaran utang luar negeri. Masih dua kali lipat dari standar internasional.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia Catat Utang Luar Negeri RI Capai Rp 6.230 Triliun

16 Januari 2024

Bank Indonesia Catat Utang Luar Negeri RI Capai Rp 6.230 Triliun

Bank Indonesia (BI) mencatat posisi utang luar negeri RI per November 2023 sebesar US$ 400,9 miliar atau Rp 6.230 triliun.

Baca Selengkapnya