TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral belum memutuskan apakah akan memperpanjang kontrak pengelolaan Blok Siak di Riau setelah kontrak PT Chevron Pacific Indonesia berakhir pada Rabu, 27 November 2013 ataukah menyerahkan pengelolaan kepada pihak lain. "Sedang dibahas secara teknis," kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Edy Hermantoro, Senin, 25 November 2013.
Dia mengatakan, meski pembahasan kelanjutan kontrak masih berlangsung, penurunan produksi tak perlu dikhawatirkan. "Produksi minyak di Siak itu sekitar 1.800-an barel per hari dan itu tidak mungkin terganggu," ujarnya.
Saat ini pemerintah sedang mencari sejumlah alternatif mengenai kelangsungan produksi Siak. "Kami mencari beberapa alternatif dengan cara yang baik dan benar-benar kami pertimbangkan maintenance-nya," kata dia.
Sebelumnya, Senior Vice President Strategic Business Support Chevron Indonesia, Yanto Sianipar, mengatakan bahwa perusahaannya belum mendapatkan keputusan pemerintah. Meski begitu, dia mengaku perusahaannya tak menghentikan kegiatan operasi. "Kami jalan terus sampai last day," ujarnya. Chevron, kata dia, berharap bisa melanjutkan operasi di Indonesia dengan mengelola Blok Siak.
Blok Siak dikelola oleh Chevron sejak pendandatanganan kontrak karya pada September 1963. Saat itu, Chevron masih bernama PT California Texas Indonesia. Kontrak ini berlanjut pada 1991 hingga 2013. Produksi di Blok Siak pada akhir 2012 mencapai 1.600 hinga 2.000 barel per hari.