TEMPO.CO, Jakarta - Kekayaan pengusaha Hashim Djojohadikusumo terus melorot. Forbes merilis duit adik Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto itu hanya sebesar US$ 700 juta atau sekitar Rp 8 triliun.
Padahal, pada November 2012 lalu, jumlah kekayaan salah satu cucu dari pendiri Bank BNI di tahun 1946, Margono Djojohadikusumo, itu mencapai US$ 750 juta atau hampir Rp 9 triliun. Bahkan, tahun sebelumnya, pundi-pundi harta anggota Dewan Pembina Partai Gerindra itu sebesar US$ 790 juta atau Rp 9,2 triliun. Artinya, dalam dua tahun, kekayaan Hashim turun lebih dari Rp 1 triliun. (Baca juga: Sokong Demokrat, Isi Dompet CT Rp 46 Triliun)
Akibatnya, dalam daftar 50 orang terkaya versi Forbes, pria 43 tahun tersebut turun tiga tingkat ke posisi 42. Pada tahun 2012 ia menempati peringkat 39.
Hashim merupakan penyokong dana Prabowo untuk pemilihan presiden tahun 2014 nanti. Tentunya selain iuran dari para calon legislatif sebesar Rp 300 juta per orang. Saat bertandang ke Tempo Oktober lalu, Prabowo membenarkan iuran tersebut. “Ini untuk kepentingan mereka,” ujarnya.
Kolektor benda seni dan bersejarah ini juga sempat dikabarkan bergabung dengan investor asal Inggris, Nathaniel Rotschild, untuk membeli saham Bumi Plc, perusahaan tambang batubara yang tercatat di bursa London dan terafiliasi dengan Grup Bakrie. Kisruh Bumi Plc antara Rothschild dan Bakrie bermula dari jatuhnya harga saham Bumi akibat dugaan tata kelola perusahaan yang buruk. Konon, kisruh ini disebut sebagai persaingan terkotor yang pernah ada di London. (Baca juga :Lagi Tak Masuk Daftar Orang Kaya, Ical Bangkrut?)
Pada Mei lalu, Hashim enggan memberikan komentar perihal keterkaitannya dengan Bumi Plc. ''Kalau yang itu enggak ya, saya ngurusin politik saja, politikus sekarang,'' katanya sembari tertawa. Sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra, ia menegaskan dirinya kini tengah fokus dengan pemilihan calon legislatif partai. “Untuk yang itu (Bumi) ya buat senang-senang saja,'' katanya lagi-lagi sembari tertawa.
