CSIS: Kenaikan Harga tak akan Naikkan Inflasi

Reporter

Editor

Senin, 14 Juli 2003 11:23 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Kenaikan harga tidak akan menyebabkan inflasi pada tahun ini lebih tinggi daripada tahun lalu. Saya masih percaya, inflasi masih berada dalam kisaran 9 hingga 10 persen, kata pengamat ekonomi dari CSIS Tubagus Feridhanusetyawan, di Jakarta, Kamis (9/1). Menurut Tubagus, inflasi tidak akan mencapai tingkat yang sangat tinggi seperti yang diramalkan Badan Pusat Statistik beberapa waktu lalu akibat kenaikan tarif listrik, telepon, maupun BBM. Meski begitu, ada tiga syarat yang harus dipenuhi, pertama, jumlah uang yang beredar harus terkontrol. Kedua, resiko politik harus serendah mungkin. Ketiga, sistem keuangan yang stabil. Tubagus menjelaskan jumlah uang yang beredar pada 2002 memang menunjukkan penurunan. Sementara itu, inflasi yang terjadi akibat kenaikan harga memang sempat meninggi pada awal tahun lalu. Namun, pada bulan-bulan berikutnya, inflasi tidak lagi begitu tinggi. Untuk mengendalikan jumlah uang yang beredar maka tingkat suku bunga diharapkan tetap pada kisaran 12,5 hingga 13 persen. Untuk itu, Bank Indonesia harus menegaskan kepada masyarakat bahwa pihaknya harus mengendalikan jumlah uang yang beredar. Menurut Tubagus, suku bunga memang tidak bisa lebih rendah lagi kurang dari 12,5 persen. Namun, ia memperkirakan tingkat suku bunga akan kembali naik pada paruh kedua tahun ini. Penyebabnya, resiko politik menunjukkan eskalasi yang meningkat. Kondisi ini juga memperburuk ketidakpastian politik. Di sisi lain, pemerintah suku bunga federal (Fed Rate), di Amerika Serikat diperkirakan akan meningkat pula. Jika suku bunga di Amerika Serikat meningkat, maka di Indonesia juga akan begitu, kata dia. Meski begitu, menurut dia, sebenarnya kebijakan pemerintah menaikkan harga tidak ada masalah. Namun, karena waktu dan cara penyampaian yang tidak tepat akhirnya timbul citra yang buruk terhadap publik. Di satu sisi, dengan keputusan release and discharge, para konglomerat diampuni dan terbebas dari membayar utang. Sebaliknya rakyat justru dibebani pelbagai kenaikan harga dan tarif yang berbarengan. Karena itu, pemerintah harus berupaya memadamkan kegusaran yang kini melanda sebagian besar masyarakat. Karena itu segala macam stimulus dan kompensasi sosial harus segera direalisasikan pemerintah, kata dia. Kebijakan itu harus segera diwujudkan dan tidak menunggu hingga menjelang akhir. Kalau stimulus perpajakan baru akan diumumkan Oktober atau September, sudah telat, kata dia. Selain itu, pemerintah juga harus menentukan besar stimulus dan sektor yang akan diberi stimulus. Jika yang dituju adalah sektor infrastruktur, stimulus menjadi sangat penting, kata dia. (Dara Meutia Uning-Tempo News Room)

Berita terkait

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

8 menit lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Belum Aman untuk Penerbangan

8 menit lalu

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Belum Aman untuk Penerbangan

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan Bandara Sam Ratulangi, Manado belum aman untuk penerbangan akibat erupsi Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Kehidupan Warga Gaza Hancur Gara-gara Serangan Israel, Ini Detailnya

8 menit lalu

Kehidupan Warga Gaza Hancur Gara-gara Serangan Israel, Ini Detailnya

Jalur Gaza mengalami bencana kemanusiaan selama hampir tujuh bulan sejak serangan Israel sebagai balasan serangan Hamas 7 Oktober ke wilayahnya.

Baca Selengkapnya

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

14 menit lalu

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

Hasil riset Serikat Pekerja Kampus: sebagian besar dosen terpaksa kerja sampingan karena gaji dosen masih banyak yang di bawah Rp 3 juta.

Baca Selengkapnya

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

19 menit lalu

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

Puncak acara Jogja Fashion Week akan diadakan di Jogja Expo Center Yogyakarta pada 22 - 25 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

21 menit lalu

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

Kejati Bali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum Bendesa Adat di Bali. Bendesa itu diduga melakukan pemerasan investasi.

Baca Selengkapnya

Hadiri Penetapan Caleg Terpilih di Solo, Gibran Berharap Bisa Merangkul Semua Kekuatan Politik

22 menit lalu

Hadiri Penetapan Caleg Terpilih di Solo, Gibran Berharap Bisa Merangkul Semua Kekuatan Politik

Gibran berharap Pemerintah Kota Solo dapat menjalin kerja sama yang baik dengan seluruh anggota DPRD.

Baca Selengkapnya

Israel Ancam Balas Dendam terhadap Palestina Jika ICC Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

27 menit lalu

Israel Ancam Balas Dendam terhadap Palestina Jika ICC Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

Israel mengancam melakukan pembalasan terhadap Otoritas Palestina jika ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Benjamin Netanyahu dan menteri-menterinya.

Baca Selengkapnya

Bryan Domani Perankan Sena di Film Temurun, Sebut Karakternya Jomplang dengan Kenyataan

32 menit lalu

Bryan Domani Perankan Sena di Film Temurun, Sebut Karakternya Jomplang dengan Kenyataan

Bryan Domani menyebut perannya sebagai kakak Yasamin Jasem di film Temurun berbeda jauh dengan kesehariannya dengan Megan Domani.

Baca Selengkapnya

Muhaimin Sebut 2 Kader Golkar Ini Daftar di PKB untuk Pilkada 2024

34 menit lalu

Muhaimin Sebut 2 Kader Golkar Ini Daftar di PKB untuk Pilkada 2024

Dua kader Golkar ini melamar jadi calon gubernur Banten dan Jakarta lewat PKB. Muhaimin Iskandar sebut belum jamin akan berkoalisi.

Baca Selengkapnya