TEMPO.CO, Jakarta - Penjualan PT Indonusa Telemedia, yang menaungi televisi berbayar TelkomVision, oleh induk usahanya PT Telkom Tbk kepada PT Trans Corpora, milik pengusaha media Chairul Tandjung berbuntut panjang. Dewan Perwakilan Rakyat mempersoalkan penjualan TelkomVision yang sebenarnya sangat potensial.

Penjualan 80 persen saham atau setara Rp 926,5 miliar itu diduga tanpa tender terbuka. Sumber Tempo mengatakan petinggi Telkom menghubungi beberapa perusahaan televisi berbayar untuk tidak ikut membeli TelkomVision. "Petingginya menghubungi MNC Group, milik pengusaha media Hari Tanoesoedibjo, agar tidak ikut tender," katanya, Rabu, 6 November 2013.

Juni lalu, seorang pejabat tinggi Telkom meyakinkan bahwa proses tender telah dilalui. "Ada beberapa yang naksir selain CT Corporation, antara lain PT MNC Sky Vision Tbk (MNC Group), pemilik Indovision, dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk--induk perusahaan SCTV, pemilik TV berbayar NexMedia," katanya seperti dikutip dari Majalah Tempo edisi 23 Juni 2013.

Aksi petinggi Telkom melarang perusahaan milik Hari Tanoe agar tidak ikut tender TelkomVision dibantah Sekretaris Korporat MNC Group Arya Mahendra Sinulingga. Ia memastikan perseroannya tidak mengikuti proses lelang yang diadakan Telkom. "Tidak ada undangan resmi," katanya kepada Tempo, Rabu, 6 November 2013.

Juru Bicara Telkom Arif Prabowo belum bisa dimintai konfirmasi. Panggilan dan pesan pendek yang dikirim Tempo belum ditanggapi. Penjualan TelkomVision mendapat kritik keras dari DPR. Sejumlah politikus di Komisi Badan Usaha Milik Negara menilai penjualan TelkomVision tidak tepat karena pertumbuhan konsumen televisi berbayar di Indonesia tertinggi di Asia Pasifik.

AKBAR TRI KURNIAWAN