TEMPO.CO, Yogyakarta - Ketua Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia Teddy Alamsyah mengatakan layanan perbankan tanpa kantor (Branchless Banking) bukanlah ancaman bagi BPR. “Segmennya berbeda, BPR punya pasar sendiri,” katanya, Ahad 3 Oktober 2013.
Ia mengatakan nasabah BPR biasa berasal dari kalangan yang belum tersentuh layanan bank. Dalam melakukan transaksi perbankan, semisal menabung, kredit, dan transfer, kebanyakan mereka menginginkan cara praktis dan tak berbelit. “Bayar cicilan kami jemput,” kata dia, memberi contoh.
Sementara branchless banking, kata dia melanjutkan, sangat mengandalkan kemampuan menggunakan teknologi informasi. Sistem layanan perbankan tanpa kantor ini bisa diakses di antara lain melalui telepon genggam. Di sisi lain, masyarakat memang banyak yang telah menggunakan telepon genggam, bahkan untuk jenis yang canggih sekalipun. Namun, ia menilai, tak banyak yang memanfaatkan secara maksimal. “Lebih ke lifedata-style,” katanya.
Menurut dia, layanan perbankan itu memang bagus. Namun seiring dengan perkembangan dan pemahaman masyarakat terhadap penggunaan perangkat teknologi, manfaat branchless banking mungkin baru terasa 10 hingga 20 tahun ke depan.
Branchless Banking merupakan upaya dalam kerangka financial inclusion yang ditujukan untuk meningkatkan layanan keuangan bagi masyarakat yang belum tersentuh layanan perbankan. Sejak Mei lalu, Bank Indonesia mengujicobakan layanan itu melalui unit perantara layanan keuangan di delapan provinsi. “Ini revolusi perbankan,” kata ekonomom senior dari Center for Information and Development Studies Umar Juoro di Yogyakarta, Jumat pekan lalu.
Ia mengatakan pasar branchless banking masih terbuka luas. Di Indonesia, hanya 20 persen warganya yang memiliki rekening bank. Sehingga layanan ini dinilai mampu memecahkan persoalan akses masyarakat pada perbankan. “Karena masih banyak area yang belum tergarap,” katanya.
Salah satu bank yang sejak beberapa waktu lalu melakukan uji coba layanan ini Bank Tabungan Pensiunan Nasional. Head of Sales BTPN WOW! Donny Prasetya mengatakan layanan ini disebut BTPN WOW!. “Tak ada saldo awal, saldo minimum, dan biaya bulanan,” katanya. Sebaliknya, “Malah dapat bunga 4 persen.”
Ia mengatakan pada dasarnya semua orang melakukan transaksi keuangan. Misalnya saja membeli pulsa hingga membayar tagihan telepon, air, dan listrik. Namun jarang sekali yang memiliki rekening bank. Beberapa alasannya adalah proses layanan perbankan yang ribet, tak punya uang, hingga uang tabungan harus terpotong biaya bulanan.
Dengan memanfaatkan perkembangan teknologi, telepon genggam, persoalan-persoalan perbankan semacam itu diyakini bisa teratasi. BTPN WOW! berlangsung dengan adanya agen-agen yang bisa menjangkau pelosok. Mereka bisa membantu masyarakat membuka rekening hingga menyetor dan menarik uang tunai.
ANANG ZAKARIA
Berita terkait
OJK Terbitkan Aturan Baru Antisipasi Kecurangan Pelaporan Keuangan Perbankan
2 hari lalu
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengeluarkan aturan baru untuk antisipasi kecurangan pelaporan keuangan perbankan.
Baca SelengkapnyaBank Danamon Ingatkan Risiko Praktik Gesek Tunai Kartu Kredit: Rawan Pencurian Data
9 hari lalu
PT Bank Danamon Indonesia Tbk. mengingatkan agar nasabah menghindari praktik gesek tunai atau gestun yang melanggar hukum.
Baca SelengkapnyaBTN Jalin Kemitraan dengan Universitas Bina Nusantara
11 hari lalu
BTN perkuat kerja sama strategis dengan Universitas Bina Nusantara guna mencetak SDM unggul menghadapi tantangan industri perbankan di era digital.
Baca SelengkapnyaTerkini: 108 Calon Menteri dan Wakil Menteri Kabinet Prabowo, Smelter Gresik Kebakaran Freeport Minta Izin Ekspor Konsentrat Diperpanjang
14 hari lalu
Presiden terpilih Prabowo Subianto telah memanggil sejumlah tokoh yang digadang-gadang akan membantunya dalam kabinet pemerintahan mendatang.
Baca Selengkapnya20 BPR Diprediksi Gulung Tikar di 2024, Pengamat Perbankan: Tertekan Kredit Bermasalah dan Daya Bayar Rendah
14 hari lalu
Pengamat perbankan dan praktisi sistem pembayaran, Arianto Muditomo, menjelaskan penyebab tingginya angka bank perkreditan rakyat atau BPR yang tutup sepanjang 2024.
Baca SelengkapnyaOJK Prediksi 20 BPR Bakal Tutup Tahun Ini
16 hari lalu
OJK memperkirakan 20 bank perekonomian rakyat atau BPR bakal ditutup tahun ini. Sejauh ini, otoritas itu telah mencabut izin 13 BPR dan 2 BPRS.
Baca SelengkapnyaTerpopuler: Daftar Menteri Jokowi yang Dikabarkan Lanjut di Kabinet Prabowo, Manoj Punjabi Jadi Direktur Utama Net TV
20 hari lalu
Pergantian pemerintahan dari Presiden Jokowi ke Presiden Terpilih Prabowo Subianto semakin dekat. Sejumlah nama menteri Jokowi dikabarkan masih ada.
Baca SelengkapnyaOJK Yakin Kredit Perbankan Bakal Tumbuh 11 Persen hingga Akhir Tahun
20 hari lalu
Di tengah masalah ekonomi global, OJK yakin pertumbuhan kredit perbankan masih dua digit
Baca SelengkapnyaOJK Sebut Kinerja Industri Jasa Keuangan Syariah Moncer, Total Aset Tembus Rp2.742 Triliun
20 hari lalu
OJK mencatat total aset industri jasa keuangan syariah meningkat 12,9 persen secara tahunan dan mencapai Rp2.742 triliun.
Baca SelengkapnyaOJK Cabut 15 Izin Bank Perekonomian Rakyat yang Lakukan Penyimpangan Operasional
20 hari lalu
Sepanjang 2024 OJK telah mencabut izin 15 BPR dan BPR Syariah.
Baca Selengkapnya