Menteri ESDM Jero Wacik (kedua kanan) didampingi Chairman of Growth Steel Group Fadjar Suhendra (kedua kiri) Wakil Walikota Medan, Dzulmi Eldin (kiri) melihat proses kerja PLTU Biomassa, ketika persemiannya di Kawasan Industri Medan (KIM) 3, Sumut, Senin (9/7). ANTARA/Irsan Mulyadi
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik menerima kunjungan Menteri Ekonomi Finlandia, Jan Vapaavuori pagi ini. "Agar sektor pembangkit listrik biomassa bisa ditumbuhkan," kata Jero di kantornya, Jumat, 25 Oktober 2013.
Ia menyebut ada 20 pengusaha Finlandia yang ikut dalam kunjungan Vapaavuori itu. Jero mengungkapkan, Finlandia memiliki kelebihan di bidang energi baru terbarukan. Sebab, mayoritas energi yang dimanfaatkan Finlandia berasal dari biomassa.
"Dia punya 80 persen biomassa," ujar Jero. Dengan banyaknya bahan, termasuk sampah yang dimiliki Indonesia, biomassa menjadi sektor yang menarik. Selama ini stok sampah di Indonesia menjadi persoalan tersendiri. (baca juga : Pemerintah Lemot Manfaatkan Energi Terbarukan)
Padahal, ia melanjutkan, sampah tersebut bisa diolah menjadi sumber listrik. Selain biomassa, Jero menyebut Finlandia memiliki kemampuan di bidang hydropower dan smelter. Menurut dia, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pun akan mendorong investasi Finlandia di bidang smelter.
"Saya sudah sampaikan kepada mereka, jangan ragu-ragu investasi biar pun Indonesia menjelang pemilu," ujarnya.
Vapaavuori mengatakan telah melakukan pembicaraan dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Menurut dia, Indonesia dan Finlandia memiliki karakteristik yang berbeda.
"Indonesia punya banyak sumber daya alam, sedangkan Finlandia terbatas," ucapnya. Namun Vapaavuori menilai kedua negara memiliki kesamaan di bidang biomassa. Ia menuturkan, Finlandia telah menjadi negara yang memimpin penggunaan biomassa. Negara tersebut sudah menggunakan biomassa selama beberapa dekade.
Ia mengatakan saat ini Indonesia pun telah memiliki paradigma untuk mengelola energi terbarukan. "Kami juga membicarakan kemungkinan kerja sama lebih lanjut dengan Indonesia," kata dia.
Jero menjelaskan, Indonesia sudah menerima bantuan teknis dari Finlandia sejak 2011. Masa pemberian bantuan tersebut habis pada 2014. Ia mengatakan bantuan teknis itu akan diperbarui untuk periode 2014-2017.
