Menteri Energi dan Sumber daya Mineral, Jero Wacik. Tempo/Rully Kesuma
TEMPO.CO, Jakarta - Dari tahun ke tahun, realisasi penyaluran bahan bakar minyak bersubsidi selalu melampaui kuota yang dipatok dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Namun Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik mengatakan, tahun ini penyaluran BBM bersubsidi tak akan melewati kuota.
Jero mengatakan, kunci terjaganya kuota BBM bersubsidi tahun ini adalah kenaikan harga BBM bersubsidi. "Sebelum harga naik, susah betul menjaga kuota. Selalu lewat. Tapi, setelah harga naik, penggunaan tahun ini tidak melewati batas. Bangsa Indonesia hanya mau hemat kalau harga mahal. Kalau harga murah, diapain pun tidak mau hemat," kata Jero dalam Forum Bisnis Minyak dan Gas Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) di Hotel Mulia, Jakarta, Senin, 21 Oktober 2013.
Sebelumya, diperkirakan penyaluran bahan bakar minyak bersubsidi hingga akhir tahun hanya mencapai 47,5 juta kiloliter. Tahun ini, APBN menetapkan alokasi BBM bersubsidi sebanyak 48 juta kiloliter. Hingga akhir triwulan ke 3 tahun ini, realisasi penyaluran BBM bersubsidi baru mencapai 34,3 juta kiloliter atau 71,45 persen dari kuota tahun ini.
Jero juga meminta agar masyarakat menghemat penggunaan energi lainnya seperti energi listrik. "Mudah sekali, matikan alat listrik kalau tidak dipakai. Matikan lampu, tv yang tidak ditonton. Memang kelihatannya kecil, tapi kalau jutaan rumah tangga menghemat, ribuan megawatt yang dapat dihemat," kata Jero.
Jero mengatakan, ada empat pekerjaan rumah bangsa Indonesia di sektor energi: pertama, peningkatan produksi minyak dan gas: kedua, mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak; ketiga, mendorong pengembangan energi baru dan terbarukan secara masif; dan keempat, menghemat energi.