BI Rate Naik Diduga Karena Inflasi Masih Tinggi

Kamis, 12 September 2013 19:16 WIB

ATM Plaza Senayan, Selasa (30/6). Inflasi pada Juni ini diproyeksikan sekitar 3,8%, dengan inflasi bulanan sebesar 0,15%, memberi ruang bagi otoritas moneter untuk kembali menurunkan suku bunga. Tempo/Panca Syurkani

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Ekonom Bank Negara Indonesia (BNI), Ryan Kiryanto menduga keputusan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia menaikkan lagi suku bunga acuan menjadi 7,25 persen karena masih adanya tekanan inflasi di bulan September. "Sehingga BI harus menaikkan BI rate untuk mencegah ekspektasi inflasi ke depannya tidak makin tinggi atau bahkan liar," kata Ryan melalui pesan singkat kepada Tempo, Kamis, 12 September 2013.

Ryan mengaku sudah memperkirakan kenaikan ini. Ia menduga BI rate akan naik sekitar 25-50 basis poin, setelah naik 125 basis poin sepanjang periode Juni - Agustus 2013. Ryan menjelaskan, kenaikan bertahap BI rate pada tiga bulan ke belakang mungkin adalah agar tak ada kenaikan lebih lanjut dari suku bunga bank pada kenaikan BI rate kali ini.

"Harapannya, perbankan tidak latah menaikkan bunga lagi karena mungkin saja sudah dinaikkan bulan lalu saat BI rate naik bertahap dan terakumulasi menjadi 125 poin," ujarnya.

Secara umum, Ryan menilai kenaikan BI rate kali ini bisa diterima. Tinggal bagaimana pemerintah meresponsnya agar daya dorong untuk pertumbuhan ekonomi tidak terganggu.


MARTHA THERTINA

Berita terkait

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

2 hari lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

5 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

5 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

6 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

6 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

6 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya