ATM Plaza Senayan, Selasa (30/6). Inflasi pada Juni ini diproyeksikan sekitar 3,8%, dengan inflasi bulanan sebesar 0,15%, memberi ruang bagi otoritas moneter untuk kembali menurunkan suku bunga. Tempo/Panca Syurkani
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Ekonom Bank Negara Indonesia (BNI), Ryan Kiryanto menduga keputusan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia menaikkan lagi suku bunga acuan menjadi 7,25 persen karena masih adanya tekanan inflasi di bulan September. "Sehingga BI harus menaikkan BI rate untuk mencegah ekspektasi inflasi ke depannya tidak makin tinggi atau bahkan liar," kata Ryan melalui pesan singkat kepada Tempo, Kamis, 12 September 2013.
Ryan mengaku sudah memperkirakan kenaikan ini. Ia menduga BI rate akan naik sekitar 25-50 basis poin, setelah naik 125 basis poin sepanjang periode Juni - Agustus 2013. Ryan menjelaskan, kenaikan bertahap BI rate pada tiga bulan ke belakang mungkin adalah agar tak ada kenaikan lebih lanjut dari suku bunga bank pada kenaikan BI rate kali ini.
"Harapannya, perbankan tidak latah menaikkan bunga lagi karena mungkin saja sudah dinaikkan bulan lalu saat BI rate naik bertahap dan terakumulasi menjadi 125 poin," ujarnya.
Secara umum, Ryan menilai kenaikan BI rate kali ini bisa diterima. Tinggal bagaimana pemerintah meresponsnya agar daya dorong untuk pertumbuhan ekonomi tidak terganggu.