Secure Parking Tetap Tolak Mengganti Kendaraan yang Hilang
Reporter
Editor
Sabtu, 6 November 2004 10:58 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta: Prospek binis jasa perparkiran semakin dilirik kalangan pengusaha. Apalagi kini dikembangkan sistem baru parkir baru yaitu serba otomastis. ?Bisnis perparkiran semakin lama semakin bagus. Terutama dengan sistim baru yang serba ortomastis, tidak manual lagi,? ujar Toni Tjuatja, manajer PT Secure Parking, di Jakarta, Jumat (5/11) malam.Lima tahun terakhir ini, jumlah pengelola parkir bertambah menjadi 10 perusahaan. PT Secure Parking sudah menerapkan sistem baru yang menggunakan portal dan pencatan karcis parkir yang serba otomatis. Toni mengklaim perusahaannya berada di urutan teratas dalam jasa parkir. ?Karena yang lain sifatnya masih coba-coba. Mereka masih menggunakan cara manual, sedangkan kami sudah serba otomatis,? katanya. Walaupun sudah menerapkan sistem yang serba otomastis, Toni tetap melakukan pelatihan secara periodik kepada karyawannya. Alasannya agar sumber daya karyawan tetap diberdayakan. ?Lagi pula sistem ini kan perlu ketrampilan,?ujarnya. PT Secure Parking kini mengelola parkir di 120 tempat di Jakarta dan memperkerjakan karyawan sebanyak 7.000 orang. Toni menolak menjelaskan omset sehari yang diperoleh perusahaannya. Menurutnya selama ini pendapatan diperoleh dari sistem bagi hasil dengan pemilik lahan. ?Kita hanya mendapatkan 5-10 % dari semuanya. Karena sistemnya share dengan pemilik lahan jadi selebihnya milik pemilik tempat itu,? katanya.Toni mengeluhkan pajak 20 persen yang ditetapkan pemerintah daerah. ?Kami berharap pemerintah meninjau kembali pajak yang terlalu tinggi itu. Memang benar dalam UU nomor 34, maksimal 20 % tapi jangan langsung menerapkannya sebesar itu,? katanya. Menjawab keluhan masyarakat yang menyatakan pengelola parkir tidak bertanggung jawab terhadap kendaraan yang hilang, Toni menyatakan, ?Itu biaya parkir bukan biaya penitipan. Jadi tidak fair jika ada yang hilang kita harus ganti,. Tidak sebanding harga satu mobil dengan biaya parkir,? katanya. Mengenai masalah itu pihaknya juga pernah mengusulkan kepada Pemda agar ada sistem asuransi. Namun hingga saat ini masih belum ada realisasinya. Suryani Ika Sari/Ami Afriatni ? Tempo