Ekspor Pangan ke Korea Selatan Akan Digenjot

Reporter

Editor

Yuliawati

Kamis, 22 Agustus 2013 14:38 WIB

Gusmardi Bustami. TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Gusmardi Bustami menyatakan bahwa ekspor produk pangan Indonesia ke Korea Selatan tahun lalu baru mencapai US$ 66 juta. Sementara, di saat yang sama, impor pangan negeri ginseng dari seluruh dunia mencapai US$ 8 miliar.

"Ekspor kita masih kurang satu persen dari total impor mereka, artinya masih ada ruang kalau kita mau tingkatkan," ujarnya usai menghadiri seminar mengenai akses pasar Korea Selatan untuk Produk Pangan Indonesia di kantor Kementerian Perdagangan, Kamis 22 Agustus 2013.

Saat ini, menurut Gusmardi, beberapa produk pangan Indonesia yang telah memiliki pasar di Korea Selatan adalah ekspor krupuk udang, biskuit, dan coklat. Ke depan, beberapa produk lain yang akan didorong untuk ekspor adalah perikanan, termasuk rumput laut.

Di antara upaya yang dilakukan pemerintah adalah bekerja sama dengan ASEAN-Korea Centre (AKC) untuk memberikan wawasan bagi pengusaha Indonesia agar bisa menembus pasar Korea Selatan. Beberapa poin yang dipaparkan adalah peningkatan kualitas produk yang sesuai dengan selera pasar, serta memberikan panduan dalam menentukan strategi pemasaran yang efektif termasuk prosedur ekspor, khususnya ke negara Korea Selatan.

Korea Selatan merupakan salah satu negera tujuan ekspor utama bagi produk-produk Indonesia yang telah memiliki skema kesepakatan dalam bentuk ASEAN-Korea FTA. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, nilai perdagangan Indonesia dan Korea Selatan tahun lalu mencapai US$ 27,02 miliar dengan tren menanjak 20,54 persen sejak tahun 2008 saat nilai perdagangan kedua negara US$ 12,88 miliar. Dilihat neracanya, selama lima tahun terakhir, Indonesia mencatatkan kinerja positif dengan surplus mencapai US$ 3,07 miliar

Hanya saja, tren positif itu sepertinya tak akan berlanjut, sebab hingga Mei tahun ini, nilai total perdagangan kedua negara baru mencapai US$ 10,22 miliar atau turun 18,13 persen dibanding periode yang sama tahun lalu saat nilainya mencapai US$ 12,49 miliar. Neraca perdagangan kita kali ini pun defisit hingga US$ 110,20 juta. Hanya saja, hingga akhir tahun, Gusmardi menargetkan kinerja perdagangan bisa mencatatkan angka di kisaran yang sama dengan tahun lalu. "Kalaupun turun, ya mungkin 5 persen," katanya.

Hal itu, menurut Gusmardi disebabkan oleh turunnya harga berbagai komoditas ekspor unggulan Indonesia seperti batubara dan karet. "Karena itu kita akan dorong ekspor produk bernilai tambah, termasuk industri makanan ini," katanya.

Sementara itu, Manager Unit Perdagangan dan Investasi ASEAN - Korea Centre Ki Bong Moon menyatakan bahwa pasar pangan Korea Selatan cukup mudah untuk ditembus. "Hanya ada dua hal pokok yang perlu diperhatikan yakni tren pasar dan regulasi," ujarnya.

Soal tren, Moon mencontohkan saat ini warga Korea Selatan sangat menggemari produk organik. "Itu bisa jadi peluang bagi Indonesia," ujarnya.

Sementara, dalam hal regulasi, secara umum Korea Selatan memiliki persyaratan yang sama dengan negara lain. Yang perlu diperhatikan hanya soal keamanan dan kebersihan produk itu. "Dalam hal itu kami memang ketat, ada badan khusus untuk menguji setiap produk pangan yang akan masuk," kata Moon.

PINGIT ARIA

Terhangat:
Sisca Yofie |Suap SKK Migas | Penembakan Polisi | Pilkada Jatim

Berita Terpopuler:

Rachmawati: SBY Tak Punya Etika Politik

Soal Tes Keperawanan, Ini Jawaban HM Rasyid

KPK: Djoko Susilo Cuma Bisa Jadi Ketua RT

Jenderal Moeldoko: Saya Bukan Ahli Surga

Dahlan Iskan: Untung SBY Tak Seperti Mursi


Berita terkait

Barang Pekerja Migran Bebas Masuk tapi Harus Ikuti Peraturan Menteri Keuangan, Apa Saja Syaratnya?

1 jam lalu

Barang Pekerja Migran Bebas Masuk tapi Harus Ikuti Peraturan Menteri Keuangan, Apa Saja Syaratnya?

Kementerian Perdagangan menghapus pembatasan jumlah maupun jenis pengiriman atau barang impor milik pekerja migran (PMI) tapi tetap diawasi Bea Cukai

Baca Selengkapnya

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

3 jam lalu

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.

Baca Selengkapnya

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

20 jam lalu

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

Harga komoditas produk pertambangan yang dikenakan bea keluar fluktuatif, konsentrat tembaga dan seng masih naik pada periode Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

23 jam lalu

Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

Permendag nomor 3 tahun 2023 diklaim belum sempurna.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

6 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Pameran Dekorasi Rumah Indonesia di Taiwan Raup Transaksi Rp 4,73 Miliar

6 hari lalu

Pameran Dekorasi Rumah Indonesia di Taiwan Raup Transaksi Rp 4,73 Miliar

Kementerian Perdagangan menggelar pameran dekorasi rumah Indonesia di Taiwan, total transaksi yang diperoleh Rp 4,73 miliar.

Baca Selengkapnya

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan Lantik 6 Pejabat Eselon I dan II, Berpesan Waspadai Situasi Geopolitik Timur Tengah

6 hari lalu

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan Lantik 6 Pejabat Eselon I dan II, Berpesan Waspadai Situasi Geopolitik Timur Tengah

Menteri Perdagangan melantik pejabat eselon I dan II. Dia berpesan agar siap menghadapi keadaan geopolitik Timur Tengah saat ini.

Baca Selengkapnya

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

8 hari lalu

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menyatakan impor untuk komoditas bahan baku plastik kini tidak memerlukan pertimbangan teknis lagi.

Baca Selengkapnya

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

8 hari lalu

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

Nilai transaksi potensial paviliun Indonesia di Cafex Expo 2024, Mesir, capai Rp 253 milir. Didominasi oleh produk biji kopi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kementerian Perdagangan Sebut Utang Rafaksi Minyak Goreng Segera Dibayar

9 hari lalu

Kementerian Perdagangan Sebut Utang Rafaksi Minyak Goreng Segera Dibayar

Kementerian Perdagangan mengatakan bahwa utang rafaksi minyak goreng akan segera dibayarkan.

Baca Selengkapnya