CEO Blackberry Thorsten Heins, memperkenalkan Blackberry Q5 di Orlando (14/5). Menurutnya seri ini akan laris manis di pasaran terutama pada negara yang belum banyak pengguna smartphonenya. cnet.com
TEMPO.CO, Ontario -Sejumlah sumber menyebutkan manajemen perusahaan pembuat telepon seluler pintar asal Kanada, Blackberry, sedang menjajaki kemungkinan menjual perusahaan ke pihak swasta. Opsi ini, seperti dilansir kantor berita Reuters, diambil untuk menyehatkan bisnis dan mengembalikan keuntungan perusahaan yang performanya terus menurun.
Direktur Eksekutif Blackberry Thorsten Heins dan petinggi lainnya dikabarkan sepakat opsi penjualan perusahaan kepada pihak swasta dapat membantu mereka keluar dari masalah-masalah yang selama ini menjadi konsumsi publik.
“Ada perubahan suara di jajaran petinggi perusahaan,” ujar sumber Reuters tersebut. Namun, katanya, Blackberry belum melakukan kesepakatan dan belum memulai penawaran. Meski demikian dia menilai opsi ini akan tetap sulit ditempuh perusahaan, karena pihak swasta atau perusahaan ekuitas belum tentu tertarik membeli Blackberry yang terus merugi dan kehilangan pelanggan dalam jumlah banyak.
Pada tahun ini, saham perusahaan yang sebelumnya dikenal dengan nama Research in Motion (RIM) ini anjlok mencapai 19 persen. Nilai perusahaan ini turun menjadi US$ 4,8 miliar dari sebelumnya US$ 84 miliar pada 2008, yang merupakan nilai tertinggi perusahaan sepanjang sejarah. Blackberry juga sempat optimistis bisa kembali bersaing di antara para pemain telepon seluler pintar, dengan meluncurkan perangkat Blackberry 10. Namun pada kenyataannya penjualan perusahaan tetap rendah.
Pihak Blackberry yang dikonfirmasi enggan mengomentari kabar ini, sementara sang sumber enggan disebutkan identitasnya karena rencana penjualan kepada swasta ini masih rahasia. Bulan lalu, Heins menyatakan Blackberry sedang berada dalam jalur yang benar untuk kembali bersaing dan hanya membutuhkan waktu lebih banyak untuk menyelesaikan masalah satu per satu. Dia juga mengungkapkan rencana perusahaan untuk meluncurkan lebih banyak produk baru dengan basis sistem operasi Blackberry 10 dalam 8 bulan ke depan.
Opsi lain yang ditempuh Blackberry adalah menjual lisensi perangkat lunak eksklusif mereka kepada platform lain. Salah satu yang santer diberitakan adalah layanan Blackberry Messenger yang nantinya dapat dinikmati para pengguna sistem operasi Android.
Selain itu perusahaan yang berbasis di Waterloo, Ontario, tersebut baru-baru ini melakukan pembicaraan terkait kerja sama komputasi perusahaan dengan ekuitas swasta Silver Lake. Namun pembicaraan kerja sama itu dikabarkan tidak menyinggung rencana pembelian perusahaan Blackberry secara keseluruhan.
Beberapa investor mengatakan perusahaan sekarang harus terbuka pada semua pilihan, mulai penjualan seluruh perusahaan atau sekadar penjualan suku cadang. Daya tarik Blackberry adalah portofolio paten yang berharga dan layanan bisnis dengan margin tinggi yang bisa menarik minat perusahaan teknologi lain untuk mengambil alih perusahaan ini.
Pemerintah Kanada sendiri tetap mengupayakan Blackberry dapat dipertahankan menjadi aset nasional dan berharap Blackberry kembali sukses sebagai perusahaan Kanada yang berhasil. Namun pemerintah sendiri tidak memiliki solusi untuk memecahkan masalah yang dihadapi Blackberry.