Pengusaha Batik Mengeluh Kesulitan Ekspor  

Reporter

Selasa, 30 Juli 2013 15:06 WIB

Berbagai stempel untuk batik yang digunakan di workshop Batik Putra Laweyan, Kecamatan Laweyan, Solo, Jawa Tengah, Senin (18/3). TEMPO/Suryo Wibowo

TEMPO.CO, SURAKARTA - Pengusaha batik skala industri kecil menengah di Surakarta mengeluh kesulitan untuk ekspor. Kesulitan ekspor disebabkan tingginya standar yang diterapkan pemerintah, antara lain standar produksi, label, dan ramah lingkungan. Untuk memenuhi standar, biaya yang dikeluarkan juga tidak sedikit.

“Yang kami sesalkan, pemerintah menerapkan standar tinggi dan sulit untuk batik yang akan diekspor. Padahal batik milik Indonesia,” kata pemilik batik Lor Ing Pasar, Widhiarso, saat diskusi strategi pemasaran batik di pasar internasional di Universitas Islam Batik (Uniba) Surakarta, Selasa, 30 Juli 2013.

Di sisi lain, pemerintah terkesan mempermudah masuknya barang impor ke Indonesia. Akibatnya, Indonesia dikuasai produk impor, termasuk tekstil batik. ”Sayangnya, masyarakat kita senang dengan produk berbau impor.”

Dia meminta pemerintah mempermudah proses ekspor untuk batik. Sebagai warisan budaya Indonesia, batik berperan mengenalkan dan menjadi ikon Indonesia di dunia internasional. Ia mengaku selama ini pengusaha batik, khususnya di kampung batik Laweyan, sudah berupaya menyesuaikan dengan keinginan pembeli luar negeri. Misalnya soal corak, kualitas, dan proses produksi yang ramah lingkungan. Menurut dia, yang menghambat ekspor justru aturan pemerintah.

Pengusaha batik lainnya, Achmad Soelaiman, mengatakan tantangan ekspor batik lainnya datang dari negara tujuan. Seperti di Malaysia yang mengharamkan ada produk batik Indonesia masuk ke negara tersebut. “Tujuannya melindungi industri batik mereka yang berpusat di Terengganu dan Kelantan,” kata pemilik batik Puspa Kencana ini.

Untuk itu, dia mencoba mengakali dengan menawarkan kain putih sebagai bahan baku batik di Malaysia. Biasanya pengusaha batik Malaysia mendatangkan kain putih dari Thailand dan Cina.

Setelah terjalin bisnis cukup lama, akhirnya ia mendapat kepercayaan memproduksi batik Malaysia di Indonesia. “Lalu diekspor ke Malaysia,” katanya. Ia menambahkan, pengusaha batik Laweyan sebenarnya sudah mulai mengekspor batik sejak 1970-an, meski jumlahnya terbatas.

Dosen Uniba Surakarta, Endang Siti Rahayu, mengatakan penjualan batik dari Laweyan cukup menggembirakan. Untuk berjaya di pasar internasional, ia menyarankan pengusaha batik memperhatikan kebudayaan di negara tujuan, efisiensi proses produksi untuk meningkatkan daya saing, dan melihat aturan yang berlaku. Misalnya, tidak boleh menggunakan campuran bahan tertentu dalam proses produksi.

UKKY PRIMARTANTYO (SURAKARTA)


Topik Terpanas:
Anggita Sari
| Bisnis Yusuf Mansur | Kursi Panas Kapolri | Hormon Daging Impor | Bursa Capres 2014

Berita Terpopuler:
Jokowi Blusukan: `Pemerintah Kebobolan`

Dipaksa Minta Maaf, Ahok Telpon Haji Lulung

Dahlan Iskan Bakal Calon Presiden dari Demokrat

Pengacara Mario: KPK Jangan Umbar Wacana

Jokowi Ikut Konvensi? Demokrat: Tidak Ingat

Berita terkait

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

5 hari lalu

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

6 hari lalu

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.

Baca Selengkapnya

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

9 hari lalu

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

Kota Lama Semarang hingga Taman Lele, Semarang tak pernah kehabisan destinasi wisata.

Baca Selengkapnya

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

34 hari lalu

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengadakan pelatihan untuk membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) para nasabah.

Baca Selengkapnya

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

36 hari lalu

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

Kampung Karangkajen Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta dikenalkan sebagai Kampung Religius jelang Ramadhan atau awal Maret 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

53 hari lalu

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

Desainer dan Direktur Kreatif IKAT Indonesia Didiet Maulana membeberkan cara menjaga kain batik agar tetap awet.

Baca Selengkapnya

KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

28 Februari 2024

KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

Kedutaan Besar RI di Canberra menggelar promosi batik di Balai Kartini, Australia. Agenda tersebut dilaksanakan melalui Atase Perdagangan Canberra bersama Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI).

Baca Selengkapnya

Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

17 Februari 2024

Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

Lini terakhir dari Vespa Batik ini akan berhenti diproduksi pada Oktober 2024 setelah mencapai total produksi sebanyak 1.920 unit.

Baca Selengkapnya

NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

11 Februari 2024

NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

NMAA kembali tampil dalam pameran modifikasi Osaka Auto Messe (OAM), Jepang, pada 10-12 Februari 2024 dengan memajang Lancer Evo Batik.

Baca Selengkapnya

Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

6 Februari 2024

Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

Pengusaha batik Yogyakarta selamat dari pandemi berkat penjualan online. Omsetnya juga naik.

Baca Selengkapnya