TEMPO.CO, Moskow - Para gubernur bank sentral dan menteri keuangan dari kelompok negara-negara G20 bakal bertemu di Moskow sepanjang Jumat hingga Sabtu pekan ini. Agenda utama yang bakal dibahas dalam pertemuan tersebut adalah kepastian mengenai kebijakan pengurangan stimulus keuangan dari The Federal Reserve Amerika Serikat.
Para pejabat tersebut akan membicarakan upaya meminimalisir dampak akibat pemangkasan belanja obligasi Amerika tersebut. Pasalnya, spekulasi akibat kebijakan tersebut cukup berpengaruh secara global, misalnya keluarnya aliran dana dari negara-negara ekonomi berkembang sehingga melemahkan saham dan mata uang.
Di Indonesia dan Brazil salah satunya. Kedua negara tersebut terpaksa harus meningkatkan suku bunga acuannya. Termasuk India pun terpaksa harus mengetatkan likuiditasnya menyusul jatuhnya nilai tukar rupee hingga rekor terendah. Bank Sentral Turki bahkan terus menerus melakukan intervensi untuk mempertahankan nilai tukar lira.
"Pertimbangan utama mendatang adalah melepas kebijakan moneter unkonvensional, yakni mementingkan penetapan politik yang bijak dan komunikasi yang jelas," kata Kepala Lembaga Moneter Internasional (IMF), Christine Lagarde, seperti dikutip dari Reuters Rabu 17 Juli 2013.
Lambannya pertumbuhan di negara-negara ekonomi berkembang dianggap sebagai ancaman besar terhadap kesehatan perekonomian global. Korea Utara cukup khawatir dengan keadaan ini. Begitu pula dengan Jepang.
Diplomat Keuangan Jepang mengatakan perbankan akan mencoba mengendalikan kredit. Program stimulus Jepang juga disebut-sebut bakal terus diawasi.
Kepala Federal Reserve, Ben Bernankem, akan menyampaikan pandangannya dalam Kongres Amerika Serikat pada Rabu (17/7) pukul 8.30 waktu setempat tentang keberlanjutan stimulus moneter Bank Sentral Amerika Serikat.
REUTERS | AYU PRIMA SANDI
Terhangat:
Hambalang | Bursa Capres 2014 | Liverpool di GBK
Baca juga:
Dahlan Iskan Minta Investasi Yusuf Mansur Ditutup
Yusuf Mansur Bantah Investasi Miliaran di Mekah
Investasi Ustad Yusuf Mansur Ditutup Sementara
PT Kereta Api Buka Rute Madiun-Merak
Berita terkait
Indonesia Tak Perlu Khawatir Resesi Ekonomi Global
11 Mei 2023
Anton menyarankan untuk memperkuat kekuatan domestik perekonomian Indonesia di antaranya dengan mengoptimalkan konsumsi rumah tangga sebagai motor penggerak utama perekonomian.
Baca SelengkapnyaJurus Jokowi Antisipasi Ancaman Resesi Global
5 September 2019
Pemerintah mengantisipasi perlambatan pertumbuhan ekonomi global yang dikhawatirkan memicu potensi resesi semakin besar.
Baca SelengkapnyaTrump Mau Potong Pajak Penghasilan Cegah Resesi Amerika Serikat
21 Agustus 2019
Presiden Donald Trump mengatakan mulai mempertimbangkan untuk memotong pajak penghasilan untuk menghindari resesi Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaDonald Trump Didemo, Obama Sedang Apa?
23 Januari 2017
Jajak pendapat terbaru menunjukkan hanya 40 persen orang Amerika yang menyetujui Donald Trump.
Baca SelengkapnyaStimulus AS Dipangkas, Ekonomi Global Sehat
30 Januari 2014
"Tanpa stimulus moneter, pertumbuhan ekonomi global tentu lebih berarti."
Baca SelengkapnyaThe Fed Pangkas Stimulus Jadi US$ 65 Miliar
30 Januari 2014
Dana stimulus US$ 65 miliar per bulan mulai berlaku pada Februari 2014.
Baca SelengkapnyaFed Kurangi Stimulus, IHSG Menghijau
19 Desember 2013
Setelah kepastian pencabutan stimulus moneter AS, IHSG di Bursa Efek Indonesia segera menghijau pada Kamis, 19 Desember 2013.
Baca SelengkapnyaHatta: Tapering Off Pasti Lemahkan Rupiah
19 Desember 2013
"Memang kalau tapering off itu biasanya dolar menguat, akibatnya mata uang-mata uang regional melemah, termasuk rupiah."
Baca SelengkapnyaJelang Pengumuman The Fed, Wall Street Loyo
18 Desember 2013
"Investor pada dasarnya duduk di tangan-tangan mereka."
Baca SelengkapnyaShutdown AS Berakhir, Bank Indonesia Senang
18 Oktober 2013
Jika dibiarkan berlarut diyakini dapat memberikan dampak kepada ekonomi dunia.
Baca Selengkapnya