TEMPO Interaktif, Jakarta: Laksamana Sukardi menjelaskan selama menjadi Menteri BUMN dirinya selalu menghadapi tugas berat. Setiap mengambil keputusan, kata Laksamana, selalu saja menyangkut tali kehidupan dari setiap kelompok maupun perorangan. "Bahkan, menyangkut juga hal-hal yang bersifat politik,? katanya. Sehingga menurutnya, keputusan yang diambil pasti akan menimbulkan gejolak di masyarakat. Pernyataan Laksamana itu disampaikan dalam acara serah terima jabatan Menteri BUMN dari dirinya ke Sugiharto, Kamis (21/10) pukul 15.00 Wib. Di awal acara, Laksamana yang menjadi Bendahara PDI Perjuangan ini menyerahkan buku memori akhir tugas kepada penggantinya. Buku tersebut, kata Laks, berisi tugas-tugas yang belum dilaksanakan oleh Meneg BUMN lama dan harus dikerjakan oleh penggantinya. ?Ini PR yang harus dikerjakan oleh Pak Sugiharto,? katanya. Diakhir sambutannya, Laksamana mengharapkan agar Sugiharto sebagai pejabat baru bisa lebih baik dan berprestasi daripada dirinya. "Saya harapkan Pak Sugiharto, bisa lebih berprestasi ketimbang saya," ujarnya.Sementara Sugiharto mengatakan masalah yang harus dihadapi sangat berat. Menurutnya, melambungnya harga minyak dunia menyebabkan APBN mengalami devisit yang cenderung melebar. Dia mengharapkan ke depan, BUMN tetap konsisten untuk melakukan perbaikan melalui restrukturisasi dan bila dimungkinkan dan waktunya tepat bisa juga melakukan privatisasi. Sugiharto berjanji akan melakukan komunikasi secara aktif dengan staf-staf di BUMN, maupun perusahaan-perusahaan yang bernaung dibawah kementrian BUMN. "Saya akan melakukan tatap muka dengan staf eselon I maupun eselon II, dan akan saya usahakan secara kolektif untuk berdialog dengan jajaran direksi dan komisaris perusahaan-perusahaan di bawah BUMN," katanya.Erwin Daryanto?Tempo