Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama Ketua DPR Marzuki Alie. ANTARA FOTO/Andika Wahyu
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyadari dampak kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi masih akan dirasakan masyarakat hingga 2014. Dia memerintahkan postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2014 mengalokasikan anggaran yang cukup bagi peningkatan pelayanan transportasi publik.
Dengan tersedianya transportasi publik, masyarakat diharapkan bisa menghemat penggunaan BBM bersubsidi dengan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. "Harus tersedia kemudahan transportasi yang lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya," kata SBY saat membuka rapat kabinet terbatas membahas postur APBN 2014, di kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa, 16 Juli 2013.
SBY juga meminta tersedianya anggaran untuk beberapa infrastruktur dasar yang mesti dibangun demi pelayanan publik. Tak ketinggalan, anggaran untuk jaga-jaga sebagai bentuk jaring pengaman sosial dari inflasi atau kemungkinan memburuknya ekonomi harus dipersiapkan dalam anggaran 2014. "Saya kira komponen-komponen ini yang paling tidak harus kami wadahi dalam APBN 2014 mendatang."
Selain dampak kenaikan harga BBM bersubsidi, perekonomian 2014 juga akan diwarnai dengan kebutuhan politik. Inflasi peningkatan harga barang yang sudah dimulai sejak Ramadan berpotensi bertahan hingga 2014.
SBY juga berpesan kepada jajaran pemerintahan agar pembahasan postur APBN 2014 tetap berada dalam koridor guna menghasilkan APBN yang tepat serta sesuai prioritas dan agenda yang telah ditetapkan pemerintah. "Jangan sampai ada godaan-godaan, APBN ini berubah karena dipengaruhi faktor politik," kata SBY.
Menurut dia, jajaran pemerintah mesti kokoh mempertahankan koridor pembahasan APBN 2014. "Kita harus menjadi negarawan, lebih dari sekadar politisi," ujar SBY. "Kalau semuanya dikaitkan dengan politik, bisa keliru kita punya APBN."