TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Keuangan Muhammad Chatib Basri mengatakan imbal hasil (yield) obligasi yang saat ini terus bergerak naik tidak akan mencapai ambang batasnya sebesar 7 persen. Menurut ia, naiknya imbal hasil obligasi yang disebabkan pelemahan rupiah akan diantisipasi oleh langkah Bank Indonesia dengan menaikan suku bunga simpanan atau deposit fasility (FasBI Rate) dan kepastian kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi.
Chatib menambahkan kenaikan yield salah satunya disebabkan pelemahan rupiah yang kemudian ekspected inflasinya bisa naik. “Maka jika BI menaikkan FasBI untuk mengantisipasi expected inflasi, nanti yield menjadi lebih baik. Setelah BBM naik ada ekspektasi rupiah menguat," kata Chatib di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa malam, 11 Juni 2013.
Menurut Chatib, jika rupiah menguat, maka Bank Indonesia juga akan diuntungkan untuk membeli obligasi dalam bentuk rupiah. "Jadi dapat gain dua kali. Yield yang menguat dan apresiasi dalam rupiah. Jadi nanti yield SUN akan membaik lagi," katanya. Dia menunjukan data empiris pada 2005 dan 2008 setelah kenaikan BBM, rupiah dan bond market membaik.
Chatib menjelaskan, pelemahan rupiah yang menyebabkan pasar terguncang sehingga yield terus merangkak naik, dipicu rencana The Fed tidak akan melanjutkan Quantitative Easing. "Logikannya QE itu dilakukan di Amerika Serikat, mereka injeksi likuiditas. Orang tidak mungkin investasi di Amerika karena ekonominya lagi jelek, akibatnya uang berlebih dibuang ke emerging market. Jika berhenti berarti uang ke emerging marketnya akan ketarik, itu sebabnya Thailand dan Filipina jatuh," katanya.
Sebelumnya, dikabarkan imbal hasil obligasi naik setelah gonjang-ganjing rupiah yang terus melemah sejak beberapa pekan terakhir. Obligasi yang bertenor 10 tahun misalnya, naik dari 5,625 menjadi 6,713 persen, mendekati ambang batas "rendahnya" nilai obligasi yakni 7 persen.
ANGGA SUKMA WIJAYA
Berita Lainnya:
Hidayat Nur Wahid: PKS Memang Main di Dua Kaki
Laris Manis Lelang Barang Gratifikasi di KPK
Dolar Tembus Rp 10.000, BI Guyur US$ 100 Juta/Hari
Jokowi Ganti Dua Direktur RSUD
Apa Saja Kelebihan iOS 7?
Berita terkait
CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu
38 hari lalu
CIMB Niaga mendorong masyarakat untuk giat berinvestasi, salah satunya dengan menempatkan dana dengan nominal paling terjangkau mulai dari Rp 10 ribu.
Baca SelengkapnyaBRI Tawarkan ORI025, Pilihan Aman Bagi Investor Lama dan Pemula
3 Februari 2024
ORI025 menggunakan jenis kupon tetap atau fixed rate
Baca SelengkapnyaDBS Ungkap Peluang Investasi Kuartal I 2024, Obligasi Sangat Menjanjikan
24 Januari 2024
DBS Group Research memproyeksikan investasi aset-aset yang berisiko lebih menjanjikan. Obligasi korporasi dengan peringkat A atau BBB yang terbaik.
Baca SelengkapnyaTertinggi Setelah Vietnam, Pasar Saham RI Menguat 2,71 Persen pada Desember 2023
9 Januari 2024
OJK optimistis industri pasar modal Indonesia masih tumbuh luas untuk semakin memberikan kontribusi optimal bagi perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaDana Pihak Ketiga Perbankan Rendah, Ekonom Sebut Milenial Lebih Suka Simpan Duit di Saham
29 Desember 2023
Ekonom senior Indef Aviliani mengatakan pertumbuhan dana pihak ketiga perbankan hanya 4 persen.
Baca SelengkapnyaKreditur Obligasi Waskita Karya Belum Setuju Skema Restrukturisasi, Ini Kata Stafsus Erick Thohir
19 Desember 2023
Stafsus Erick Thohir menanggapi kreditur obligasi Waskita Karya yang belum menyetujui skema restrukturisasi.
Baca SelengkapnyaObligasi dan Sukuk untuk Pembiayaan IKN Nusantara
14 Desember 2023
Ruang bagi Otorita IKN Nusantara menerbitkan obligasi dan sukuk sudah terbuka dengan adanya klausul dalam revisi UU IKN Nusantara.
Baca SelengkapnyaObligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi
30 November 2023
Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon menjelaskan bahwa pengurus AAJI selalu menyampaikan prinsip kehati-hatian dalam tata kelola investasi kepada anggotanya.
Baca SelengkapnyaBos AAJI Buka Suara soal Obligasi Industri Asuransi di Waskita Karya yang Terancam Masalah Keuangan
30 November 2023
Waskita Karya mengalami masalah keuangan yakni gagal bayar bunga dan pelunasan obligasi perseroan.
Baca SelengkapnyaTernyata Ini Alasan Saham Waskita Karya Terancam Delisting dari Bursa
28 November 2023
PT Waskita Karya (Persero) Tbk. berpotensi bakal delisting saham dari BEI karena beberapa alasan. Apa saja penyebabnya?
Baca Selengkapnya