TEMPO.CO, Kupang - Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium dan solar langka di Kabupaten Timor Tengah Utara Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang berbatasan dengan Timor Leste.
Akibatnya, antrean kendaraan bermotor mengular hingga 500 meter di dua Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Ratusan kendaraan roda dua dan empat terpaksa menunggu berjam-jam. Kelangkaan BBM sudah berlangsung selama empat hari. Beberapa pengemudi harus kecewa karena tidak kabgian jatah meski sudah mengantri. "Saya mengantre sejak pagi, tapi tidak kebagian bensin," kata seorang pengemudi, Jumat, 31 Mei 2013.
Kepala Cabang Pemasaran Pertamina NTT, Rony Antoko mengatakaan kelangkaan BBM di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) disebabkan keterlambatan pengiriman BBM dari Depo Kupang. "Terlambat karena kekurangan armada," katanya.
Menurut dia, armada yang terparkir kondisinya tidak laik jalan. Akibatnya pengangkutan BBM menunggu giliran armada yang laik. Jumat ini Pertamina mengirimkan 20 ribu kiloliter premium dan 18 ribu kiloliter solar. "Tadi pagi kami sudah drop puluhan ribu kilo liter BBM," katanya.
Seorang pejabat Pertamina mengatakan kelangkaan BBM di perbatasan Timor Leste juga akibat penyelundupan. Penyelundupan didorong perbedaan harga BBM yang mencolok di Indonesia dan Timor Leste. Di negara pecahan Indonesia itu BBM dijual mengacu harga internasional atau lebih mahal ketimbang BBM bersubsidi jenis premium dan solar. BBM jenis premium milik Pertamian yang khusus dipasarkan ke Timor Leste dibanderol dengan harga internasional.
PT Pertamina Hadirkan UMKM Unggulan di Inacraft 2024
27 Februari 2024
PT Pertamina Hadirkan UMKM Unggulan di Inacraft 2024
PT Pertamina (Persero) akan menjadi salah satu yang terdepan dalam menghadirkan 29 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) unggulan di pameran produk kerajinan Inacraft 2024.