Petani Tembakau Resah

Reporter

Selasa, 28 Mei 2013 12:16 WIB

Petani mencari hamat ulat yang menyerang tanaman tembakau, di Desa Konang, Pamekasan, Jatim, Selasa (29/5). ANTARA/Saiful Bahri

TEMPO.CO, Bojonegoro-Petani tembakau di Kabupaten Bojonegoro resah lantaran hujan lebat kerap turun pada pekan ini. Padahal, mereka sudah mulai menaman dan membuat bibit. “Jelas petani resah,” kata Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia Bojonegoro, Kholid, kepada Tempo, Senin 27 Mei 2013. Curah hujan tinggi membuat tanaman rusak dan mati.


Biasanya, kata Kholid, memasuki bulan Mei ini, petani tembakau serempat tanam tembakau. Mulai dari pembibitan dan kemudian pemindahan di areal persawahan. Padahal, masa pembibitan, dianggap rawan, karena tanaman tembakau umur belasan hari, berpotensi rusak dan mati jika terendam hujan. Jenis tembakau yang ditanam di Bojonegoro ada dua. Yaitu tembakau Virginia dan tembakau Jawa.

Dalam tiga pekan terakhir ini, hujan turun deras. Paling tidak, memasuki pekan ke tiga bulan Mei ini, hujan turun hampir tiga hari sekali. Bahkan, empat hari lalu, hujan berturut-turut turun merata di Bojonegoro, termasuk di sentra tanaman tembakau. Seperti di Kecamatan Sugihwaras, Sukosewu, Kepohbaru, Kedungadem, Baureno, Kanor dan Sumberejo.

Kholid mengatakan bulan Mei ini biasanya petani sudah bekerja di kebun. Terutama, menyemaikan bibit tembakau, yang perlu perawatan khusus agar tanaman tidak mati. Artinya, jika curah hujan tinggi, maka, lokasi sawah, harus tinggi. Terutama, di pematang sawah, agar tanaman tembakau tidak terendam. “Ancamannya bibit mati jika terendam,” kata Kholid.

Data di Dinas Perkebunan dan Perhutanan Pemerintah Bojonegoro, jumlah tanaman tembakau tahun 2013 ini hanya 8479 hektare. Sedangkan tahun 2012 sebanyakl 12373 hektare atau turun sekitar 30 persennya. Turunnya, target penanaman tembakau disebabkan pesanan perusahaan rokok juga berkurang. Tahun 2013 ini, jumlah pemesan tembakau, berasal dari delapan perusahaan. Sedangkan tahun 2012 silam, sekitar 12 perusahaan rokok.

Kepala Dinas Perkebunan dan Perhutanan Bojonegoro Ahmad Jupari, mengatakan, pada musim tanam awal, yaitu bulan Mei dan Juni, sedang terjadi fenomena yang disebut kemarau basah. Karena, sesuai kalender, bulan Mei-Juni hingga Juli ini, sudah memasuki musim kemarau. Tetapi intensitas hujannya tinggi.

Ahmad meminta petani tidak resah. Agar tembakau tak mati terendam air ia menyarankan dibuat selokan lebih dalam di sekitar tanaman tembakau. Justru, jika musim tanam awal terjadi hujan, tanaman tembakau akan subur. “Tapi, butuh perawatan yang teliti,” ujarnya. Musim tanam serentak di bulan Mei-awal Juni, maka akan terjadi panen raya tembakau, bulan September.

SUJATMIKO

Berita terkait

RPP Pengamanan Zat Adiktif Dipersoalkan, Dianggap Mengancam Kehidupan Petani Tembakau

13 Oktober 2023

RPP Pengamanan Zat Adiktif Dipersoalkan, Dianggap Mengancam Kehidupan Petani Tembakau

Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) mengkritisi RPP tentang pengamanan zat adiktif. Dianggap mengancam kehidupan petani tembakau.

Baca Selengkapnya

Mendag Bertemu Petani Tembakau di Kudus

3 Agustus 2023

Mendag Bertemu Petani Tembakau di Kudus

Kemendag akan melakukan koordinasi dengan instansi terkait agar pasokan tembakau dan cengkih dapat memenuhi kebutuhan industri rokok

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan: Pelaku Usaha dan Petani Maju, Negara Pasti Maju

3 Agustus 2023

Mendag Zulkifli Hasan: Pelaku Usaha dan Petani Maju, Negara Pasti Maju

Zulkifli Hasan berkomitmen merespons setiap keluhan perusahaan dan petani untuk memastikan perdagangan berjalan dengan baik.

Baca Selengkapnya

Mengenal Klembak Menyan, Konon Rokok Tradisional Indonesia

13 Mei 2023

Mengenal Klembak Menyan, Konon Rokok Tradisional Indonesia

Rokok Klembak Menyan mulai dikomersialkan pada 1925 dengan berdirinya perusahaan produksi pertama di kota Gombong

Baca Selengkapnya

Serba-serbi Tembakau: Sejarah Rokok Kretek, Dibuat untuk Obat

11 Mei 2023

Serba-serbi Tembakau: Sejarah Rokok Kretek, Dibuat untuk Obat

Anggota Komisi IV DPR Firman Soebagyo menilai masuknya tembakau disetarakan narkotika di RUU Kesehatan berpotensi mematikan industri rokok kretek.

Baca Selengkapnya

Tembakau Disetarakan dengan Narkoba di RUU Kesehatan Menuai Protes

9 Mei 2023

Tembakau Disetarakan dengan Narkoba di RUU Kesehatan Menuai Protes

Tembakau disetarakan dengan Narkoba dalam RUU Kesehatan dinilai bisa menempatkan petani tembakau sebagai kriminal.

Baca Selengkapnya

RUU Kesehatan, P3M: Petani Tembakau Terancam Dianggap Penanam Ganja

13 April 2023

RUU Kesehatan, P3M: Petani Tembakau Terancam Dianggap Penanam Ganja

Perhimpunan dan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) menilai RUU Kesehatan mengancam petani tembakau.

Baca Selengkapnya

Slamet Riyadi Janji Kawal RUU Tembakau demi Kesejahteraan Petani

16 Februari 2023

Slamet Riyadi Janji Kawal RUU Tembakau demi Kesejahteraan Petani

Upaya meningkatkan kesejahteraan petani tembakau setelah melihat langsung kondisinya di Pamekasan.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Sebut Kawasan Industri Tembakau Sumenep Bisa Tekan Penjualan Rokok Ilegal

3 Februari 2023

Kemenkeu Sebut Kawasan Industri Tembakau Sumenep Bisa Tekan Penjualan Rokok Ilegal

Menurut Kemenkeu, banyak kemudahan yang akan diperoleh pengusaha industri hasil tembakau yang berada di KIHT.

Baca Selengkapnya

Bertanam Tembakau Kini Buntung, Petani Keluhkan Tata Niaga Tembakau

6 April 2022

Bertanam Tembakau Kini Buntung, Petani Keluhkan Tata Niaga Tembakau

Akibatnya, tembakau hasil pertanian petani hanya dibeli oleh industri rokok lewat tangan yang berlapis-lapis dengan harga suka-suka.

Baca Selengkapnya