Akuisisi Inalum Tunggu Proposal Tandingan Jepang

Reporter

Senin, 20 Mei 2013 18:53 WIB

Menteri Perindustrian Mohamad S Hidayat (kanan) menerima Dubes AS Scot Marciel di Kantor Kemenperin, Jakarta, (8/8). Pertemuan ini menandatangani Nota Kesepahaman Pengembangan Investasi dan Investasi Infrastruktur pada Sektor Prioritas antara Kementerian Perindustrian dengan Department of State USA. ANTARA/Iwan

TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan proses untuk mengambil alih PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dari Nippon Asahan Aluminium Co masih alot.

"Minggu lalu ada tim Indonesia yang membicarakan proses pengambilalihan Inalum karena kontraknya habis pada 31 Oktober 2013. Namun, Jepang akan ke Indonesia pada akhir Juni dengan membawa proposal tandingan," ucap Hidayat di Gedung Kementerian Koordinator bidang Perekonomian pada Senin, 20 Mei 2013.

Sesuai dengan master agreement, lanjut Hidayat, pemerintah tetap akan mempertahankan bahwa per 1 November 2013 sebesar 100 persen kepemilikan Inalum ada di tangan Indonesia. " Tapi menuju ke sana banyak angka yg harus disepakati bersama."

Hidayat menilai alotnya negosiasi antara Jepang-Indonesia itu karena perbedaan dalam memandang nilai aset. Terdapat selisih nilai audit Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dengan Jepang sebesar sekitar US$ 140 juta. Meski begitu, "Jepang memahami keinginan Indonesia mengambilalih Inalum," kata Hidayat.

Pemerintah telah mendapatkan persetujuan dari DPR untuk mengalokasikan dana Rp 7 triliun untuk pengambilalihan Inalum. Hidayat memberi sinyal kalau jumlah itu dinilai kurang oleh pihak Jepang. Saat ditanya berapa nilai yang diminta oleh Jepang untuk proses ambil alih ini, Hidayat bergeming. "Kami sedang di tengah perundingan. Tidak etis jika memberitahukan angka itu ke media," ucap Hidayat.

PT Inalum berdiri pada 1975. Semula 58 persen sahamnya dikuasai oleh 12 konsorsium perusahaan Jepang yang tergabung dalam Nippon Asahan Alumunium Co. Ltd (NAA). Sedangkan pemerintah menguasai 42 persen saham Inalum.

MUHAMMAD MUHYIDDIN

Topik Terhangat:
PKS Vs KPK
| E-KTP | Vitalia Sesha | Ahmad Fathanah | Perbudakan Buruh

Berita Terpopuler:
Selingkuh, Begini Fathanah Minta Maaf

Ilham Arief Serahkan Rp 7 Miliar ke Fathanah

Cerita Sopir Fathanah Soal Paket Duit ke Luthfi

Bisnis Labora Sitorus Dimulai dari Miras Cap Tikus

Sefti Suruh Sopir Beri Bingkisan Duit ke Luthfi?

Berita terkait

Pengamat Usul Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Kembali Digabung di Pemerintahan Prabowo

5 hari lalu

Pengamat Usul Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Kembali Digabung di Pemerintahan Prabowo

Wacana penambahan kementerian di pemerintahan Prabowo berpotensi membebani anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN)

Baca Selengkapnya

Berkaca Kasus PHK Pegawai Bata, Apa Hak Karyawan yang Kena Pemutusan Hubungan Kerja?

7 hari lalu

Berkaca Kasus PHK Pegawai Bata, Apa Hak Karyawan yang Kena Pemutusan Hubungan Kerja?

Ratusan karyawan pabrik sepatu Bata kena PHK massal. Apa saja hak pegawai baik tetap maupun kontrak yang kena pemutusan hubungan kerja?

Baca Selengkapnya

Indonesia-Glencore Bakal Akuisisi Aset Minyak Shell di Singapura, Target Rampung Akhir Tahun Ini

7 hari lalu

Indonesia-Glencore Bakal Akuisisi Aset Minyak Shell di Singapura, Target Rampung Akhir Tahun Ini

Tercapainya kesepakatan mengakuisisi aset minyak Shell di Singapura semakin memperkuat ketahanan bisnis PT Chandra Asri Pacific Tbk.

Baca Selengkapnya

233 Karyawan Bata di PHK, Bagaimana Jaminan Hak-hak Pegawai Pabrik Sepatu Itu?

9 hari lalu

233 Karyawan Bata di PHK, Bagaimana Jaminan Hak-hak Pegawai Pabrik Sepatu Itu?

PT Sepatu Bata melakukan PHK ratusan karyawan secara bertahap. Bagaimana jaminan terhadap hak-hak pegawai pabrik sepatu itu?

Baca Selengkapnya

Kemenperin Periksa Pejabat Terlibat Penipuan SPK Fiktif, Terbongkar karena Aduan Pihak Ketiga

12 hari lalu

Kemenperin Periksa Pejabat Terlibat Penipuan SPK Fiktif, Terbongkar karena Aduan Pihak Ketiga

Seorang pejabat di Kemenperin menyalahgunakan jabatan untuk membuat SPK fiktif.

Baca Selengkapnya

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

23 hari lalu

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menyatakan impor untuk komoditas bahan baku plastik kini tidak memerlukan pertimbangan teknis lagi.

Baca Selengkapnya

Di Tengah Seruan Boikot, McDonald's Umumkan Akuisisi Waralaba di Israel

43 hari lalu

Di Tengah Seruan Boikot, McDonald's Umumkan Akuisisi Waralaba di Israel

McDonald's menjadi sasaran seruan boikot setelah restoran waralaba di Israel tersebut menawarkan ribuan makanan gratis kepada tentara Israel.

Baca Selengkapnya

Bekas Dirut PT Bukit Asam Dituntut 19 Tahun Penjara, Ini Tanggapan Kuasa Hukum

16 Maret 2024

Bekas Dirut PT Bukit Asam Dituntut 19 Tahun Penjara, Ini Tanggapan Kuasa Hukum

Bekas Direktur Utama PT Bukit Asam dituntut 19 tahun bui di kasus akuisisi saham yang merugikan negara Rp 162 miliar.

Baca Selengkapnya

PPATK dan KPPU Perkuat Kerja Sama Penanganan Pencucian Uang di Transaksi Merger serta Akuisisi

14 Maret 2024

PPATK dan KPPU Perkuat Kerja Sama Penanganan Pencucian Uang di Transaksi Merger serta Akuisisi

PPATK dan KPPU memperkuat kerja sama penanganan kasus pencucian uang di transaksi merger dan akuisisi.

Baca Selengkapnya

Intip Spesifikasi Samsung Galaxy A35 5G, Meluncur Pertengahan Maret 2024

10 Maret 2024

Intip Spesifikasi Samsung Galaxy A35 5G, Meluncur Pertengahan Maret 2024

Spesifikasi Samsung Galaxy A35 5G mulai dipromosikan. Gawai ini termasuk kelas menengah, namun fiturnya lengkap dan mumpuni.

Baca Selengkapnya