Sektor Tekstil Terancam Pasar Bebas Asean

Selasa, 14 Mei 2013 13:37 WIB

Buruh bekerja di pabrik tekstil. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Industri Tekstil dan Aneka Kementerian Perindustrian, Ramon Bangun, mengatakan sektor tekstil nasional terancam kalah bersaing dengan negara-negara Asean dalam penyelenggaraan Asean Economic Community pada 2015 mendatang. Tekanan internal serta industri tekstil negara Asean yang lebih siap menjadi penghambat perkembangan industri tekstil Indonesia dalam AEC.

Faktor pertama, negara-negara Asean seperti Vietnam, Myanmar, Kamboja, dan Laos telah memiliki perjanjian dagang dengan bea khusus untuk memasarkan produk mereka ke Eropa dan Amerika Serikat. "Sedangkan Indonesia tidak memiliki perjanjian ke mana-mana. Dari sisi ini saja sudah menyulitkan kita," katanya di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa, 14 Mei 2013. Ramon berharap Indonesia segera meraih kesepakatan dengan Uni Eropa dalam Comprehensive Economic Partnership Agreement (Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif).

Ramon menilai perjanjian ini akan meningkatkan pasar tekstil Indonesia. Sehingga secara kapasitas bisa bersaing dengan Vietnam, Myanmar, atau Laos dalam AEC. "Kesepakatan CEPA makin cepat makin bagus karena kita akan bisa cepat masuk pasar mereka," katanya.

Kementerian Perindustrian juga menilai, Indonesia tidak bisa meluncurkan produk tekstil yang sama dengan negara-negara Asean lain. Karena diyakini akan kalah bersaing. Menurut dia, Indonesia harus mengandalkan produk lain yang berbeda dengan produk tekstil negara-negara Asean tersebut. "Kalau kita tetap sama barangnya, tidak akan bisa melawan. Jadi sekarang ini yang diminta dari Indonesia adalah produk tekstil yang tahan kusut," katanya.

Pelaku tekstil tanah air, kata Ramon, juga harus mulai bermain pada sektor menengah dan atas. Menurut dia, pemain tekstil di kelas menengah bawah akan mudah kalah dengan pemain asing. "Jadi kita memang harus pindah, tidak mungkin lagi bermain di sektor bawah. Kalau tidak pindah akan sulit bersaing dengan Vietnam misalnya," katanya.

Untuk memperkuat industri dalam negeri, Ramon menilai program restrukturisasi yang tengah dijalankan sekarang dapat membantu Indonesia meningkatkan daya saing dengan negara Asean lain. Industri juga disarankan menggunakan mesin-mesin asal Eropa seperti dari Jerman atau Swiss yang memiliki kapasitas tinggi. "Jangan hanya terpaku dengan mesin Cina karena Cina pun menggunakan mesin dari Eropa," katanya.

ANANDA TERESIA

Berita terkait

Maknai Semangat RA Kartini, Ini Kelebihan Perempuan di Industri Garmen

7 hari lalu

Maknai Semangat RA Kartini, Ini Kelebihan Perempuan di Industri Garmen

Keahlian perempuan memberikan keuntungan sendiri khususnya di unit bisnis garmen J99 Corp.

Baca Selengkapnya

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

8 hari lalu

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menyatakan impor untuk komoditas bahan baku plastik kini tidak memerlukan pertimbangan teknis lagi.

Baca Selengkapnya

Intip Spesifikasi Samsung Galaxy A35 5G, Meluncur Pertengahan Maret 2024

54 hari lalu

Intip Spesifikasi Samsung Galaxy A35 5G, Meluncur Pertengahan Maret 2024

Spesifikasi Samsung Galaxy A35 5G mulai dipromosikan. Gawai ini termasuk kelas menengah, namun fiturnya lengkap dan mumpuni.

Baca Selengkapnya

Setelah 4 Tahun Tak Digelar Gaikindo, Ini Hal Menarik di GIICOMVEC 2024

55 hari lalu

Setelah 4 Tahun Tak Digelar Gaikindo, Ini Hal Menarik di GIICOMVEC 2024

Setelah empat tahun vakum, Gaikindo kembali adakan Gaikindo Indonesia International Commercial Vehicle Expo (GIICOMVEC) 2024. Apa yang menarik?

Baca Selengkapnya

TMMIN Terima Penghargaan Lighthouse Industry 2024

21 Februari 2024

TMMIN Terima Penghargaan Lighthouse Industry 2024

TMMIN menerima penghargaan Lighthouse Industry 2024 setelah dianggap berkontribusi dalam meningkatkan produktivitas dan daya saing industri otomotif.

Baca Selengkapnya

Cara Cek IMEI iPhone Terdaftar atau Tidak di Kemenperin

17 Januari 2024

Cara Cek IMEI iPhone Terdaftar atau Tidak di Kemenperin

Sekarang, sudah banyak orang yang menjual iPhone bekas. Sebelum membeli, sebaiknya cek IMEI iPhone apakah terdaftar atau tidak.

Baca Selengkapnya

Komisi VII DPR Bakal Panggil PT ITSS dan Kementerian Perindustrian Buntut Insiden Ledakan Tungku Smelter

9 Januari 2024

Komisi VII DPR Bakal Panggil PT ITSS dan Kementerian Perindustrian Buntut Insiden Ledakan Tungku Smelter

Wakil Ketua Komisi VII DPR Eddy Soeparno mengatakan bakal memanggil Kementerian Perindustrian dan PT Indonesia Tsingshan Stainless Stell (ITSS).

Baca Selengkapnya

Tanpa Lawan, PM Bangladesh Sheikh Hasina Dilantik Empat Kalinya Berturut-turut

8 Januari 2024

Tanpa Lawan, PM Bangladesh Sheikh Hasina Dilantik Empat Kalinya Berturut-turut

Seperti sudah diperkirakan, PM Bangladesh Sheikh Hasina meraih masa jabatan keempat berturut-turut, dan partainya menang mayoritas dalam pemilu.

Baca Selengkapnya

Pemilu Bangladesh Diboikot Oposisi, PM Sheikh Hasina Perpanjang Masa Jabatan

7 Januari 2024

Pemilu Bangladesh Diboikot Oposisi, PM Sheikh Hasina Perpanjang Masa Jabatan

PM Sheikh Hasina bersiap memenangkan masa jabatan keempat berturut-turut dalam pemilihan umum penuh kekerasan dan diboikot oposisi utama.

Baca Selengkapnya

Indef Sebut Investasi Sektor Industri Pengolahan Berpusat di Pulau Jawa

28 Desember 2023

Indef Sebut Investasi Sektor Industri Pengolahan Berpusat di Pulau Jawa

Ekonom Indef Riza Annisa Pujarama mengatakan ada ketimpangan realisasi investasi di sektor industri pengolahan.

Baca Selengkapnya