Petani memanen jeruk Lembang di Kampung Bukanagara, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Jumat (8/6). Jeruk silangan antara jeruk Garut dan frimont ini berbuah sepanjang tahun dengan harga Rp 12.000 di kebun. Jenis jeruk karya petani lokal ini mampu beradaptasi dengan baik di berbagai iklim tropis. TEMPO/Prima Mulia
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian Suswono berencana mendirikan kantor Atase Pertanian di Arab Saudi. Tujuannya membuka pasar untuk komoditas pertanian Indonesia. "Khususnya buah-buahan, sayuran, dan minyak sawit," katanya dalam konferensi pers di kantor Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta Selatan, Senin, 29 April 2013.
Kebutuhan hortikultura meningkat tajam terutama saat musim haji. Atase yang sama juga akan didirikan di Afrika.
Pendirian kantor perwakilan di Arab Saudi merupakan kebijakan Suswono menyikapi rencana kerja sama pengusaha Arab Saudi pada sektor pertanian. Menurut Suswono, pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Arab Saudi berminat berinvestasi dalam bidang industri pengolahan (refinery) minyak sawit di Indonesia.
"Saya bertemu dengan Kadin Arab Saudi yang diwakilkan Mohammed bin Siddiq. Mereka ingin investasi, baik di Indonesia maupun di Arab Saudi. Ini peluang buat Indonesia," katanya. Suswono menilai pengusaha dari negara Wahabi itu tertarik mengembangkan industri pengolahan karena menilai komoditas ini bisa menjadi alternatif pemenuhan kebutuhan pangannya.
Menurut Suswono, pengusaha itu bersedia mengalokasikan anggaran hingga US$ 500 miliar untuk kerja sama investasi ini. Adapun investasi industri pengolahan kelapa sawit tidak diungkapkan mereka.
Selain menawarkan investasi, Suswono menambahkan, pemerintah Arab Saudi menyodorkan kawasan industri di Kota Yanbu kepada Indonesia. Mereka mengizinkan kawasan itu digunakan untuk investasi bidang pertanian.