Naik 14 Poin, Indeks Akhirnya Tembus 5.000  

Reporter

Editor

viva

Kamis, 18 April 2013 17:28 WIB

Pialang di Bursa Efek Indonesia, Senin (11/5). Otoritas bursa menggelar acara 'Investor Day' selama dua hari (11-12 Mei) untuk mempertemukan manajemen perusahaan tercatat (emiten) dengan pemegang saham, termasuk analis dan fund manager. Tempo/Panca S

TEMPO.CO, Jakarta - Sempat tertatih-tatih pada awal perdagangan, indeks akhirnya berhasil menembus level psikologis 5.000 untuk pertama kalinya sepanjang sejarah bursa. Saham-saham properti dan aneka industri menjadi pendorong indeks kembali mencetak rekor tertinggi baru.

Pada perdagangan hari ini, Kamis, 18 April 2013, indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia ditutup menguat 13,985 poin (0,28 persen) ke level 5.012,638. Ini merupakan kenaikan yang ketiga kalinya secara beruntun minggu ini.

Analis dari PT Batavia Prosperindo Sekuritas, Julio Parningotan, menjelaskan, musim pembagian dividen emiten pada bulan ini masih menjadi pemicu kenaikan IHSG. Animo beli dari investor asing yang masih cukup besar seiring berlimpahnya likuiditas di pasar--dampak dari kebijakan stimulus moneter Amerika Serikat (QE3)--membuat dana asing terus mengalir ke bursa domestik.

Saham pelat merah (BUMN), seperti Bank BRI (BBRI), Bank Mandiri (BMRI), dan Perusahaan Gas Negara (PGAS), kembali menjadi incaran pemodal karena biasa membayar dividen yang cukup besar sekitar 30-50 persen dari laba perusahaan. “Sementara PT Telkom (TLKM) mengalami aksi ambil untung setelah naik cukup kencang dalam dua hari terakhir,” tuturnya.

Kekhawatiran investor terhadap kebijakan bahan bakar minyak bersubsidi tidak membuat mereka turut memburu saham. Sebab, wacana kenaikannya hanya untuk kendaraan pribadi, untuk angkutan umum tidak. “Hal ini akan berdampak positif karena akan mengurangi defisit anggaran belanja pemerintah,” ucap Julio.

Direvisinya pertumbuhan dunia oleh Lembaga Moneter Internasional justru menguntungkan pasar finansial domestik. Indonesia akan tetap menjadi pilihan berinvestasi para pemodal asing karena ekonomi domestik masih konsisten tumbuh di atas 6 persen, di tengah terkontraksinya ekonomi kawasan Eropa dan rendahnya suku bunga di Amerika.

Saham yang berpindah tangan mencapai 6,39 miliar lembar, dengan nilai Rp 6,7 triliun, serta frekuensi 141,9 ribu kali transaksi. Harga 131 saham naik, 125 saham turun, serta 116 saham lainnya stagnan. Investor asing kembali mencatat pembelian bersih Rp 410 miliar.

Saham-saham yang menopang kenaikan indeks kali ini, antara lain PGAS yang naik 3,4 persen menjadi Rp 6.150, BBRI naik 1,8 persen ke Rp 8.650, BMRI menguat 1,4 persen ke Rp 10.750, serta Astra International (ASII) juga menguat 1,3 persen menjadi Rp 7.750 per saham.

Dari kawasan regional, bursa Tokyo sore ini ditutup melemah 1,22 persen, bursa Hong Kong turun 0,26 persen, bursa Australia terkoreksi 1,65 persen, serta bursa Seoul juga tergelincir 1,24 persen. Sedangkan bursa Singapura menguat 0,15 persen dan bursa Shanghai naik 0,17 persen.

VIVA B. KUSNANDAR

Berita terkait

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

4 hari lalu

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

IHSG pada Rabu berpotensi bergerak mendatar seiring pelaku pasar sedang bersikap wait and see terhadap data inflasi Amerika Serikat (AS)

Baca Selengkapnya

IHSG Diperkirakan Menguat, Terpengaruh Sentimen Domestik dan Global

13 hari lalu

IHSG Diperkirakan Menguat, Terpengaruh Sentimen Domestik dan Global

IHSG hari ini, Senin, 6 Mei 2024 dibuka menguat 36,86 poin atau 0,52 persen ke posisi 7.171,58

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

22 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

27 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

59 hari lalu

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

25 Februari 2024

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.

Baca Selengkapnya

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

30 Januari 2024

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

5 Desember 2023

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas

Baca Selengkapnya

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

4 Desember 2023

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.

Baca Selengkapnya

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

30 November 2023

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.

Baca Selengkapnya