TEMPO.CO, Jakarta - Masuknya kembali investor asing ke bursa domestik dengan memburu saham–saham unggulan berhasil mendongkrak indeks hingga mendekati level psikologis 5.000 sekaligus mencatat rekor tertinggi sepanjang sejarah bursa. Diburunya saham pelat merah (milik pemerintah) yang berkapitalisasi besar membuat indeks kembali naik cukup signifikan lebih dari 50 poin dalam dua hari terakhir sehingga tinggal 2 poin lagi akan menembus angka keramat 5.000.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia pada perdagangan hari ini, Rabu, 17 April 2013, kembali ditutup naik 53,4 poin (1,08 persen) ke level 4.988,653. Naiknya saham sektor infrastruktur, perbankan, perdagangan, dan industri dasar lebih dari 1 persen membuat indeks berhasil memperbarui rekor tertinggi yang sebelumnya dicatat pada 3 April lalu.
Saham yang berpindah tangan mencapai 6 miliar lembar, dengan nilai Rp 6,64 triliun, serta frekuensi 149,75 ribu kali transaksi. Harga 151 saham naik, 105 saham turun, serta 105 saham lainnya stagnan. Dan investor asing berhasil mencatat pembelian bersih Rp 616 miliar.
Adapun saham yang menopang penguatan bursa domestik kali ini antara lain: PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM) naik 2,1 persen menjadi Rp 12.000, Bank Mandiri (BMRI) menguat 2,4 persen ke Rp 10.600, Bank BRI (BBRI) naik 1,8 persen menjadi Rp 8.500, serta Semen Gresik (SMGR) juga menguat 4,7 persen menjadi Rp 19.000 per lembarnya.
Analis dari PT Mega Capital Indonesia, Arief Fahruri, menjelaskan perburuan yang dilakukan oleh para investor terhadap saham unggulan yang berfundamental bagus dan membagikan dividen berhasil mengerek indeks. “Musim pembagian dividen kembali memunculkan animo investor kembali mengoleksi saham, terutama emiten besar yang pembayaran dividennya lebih besar dari tahun sebelumnya,” ujarnya, Rabu, 17 April 2013.
Saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti TLKM, BBRI, BMRI, saham semen seperti SMGR, Indocement (INTP), serta saham perbankan lainna menjadi motor penggerak penguatan bursa domestik kali ini. Kenaikan indeks lebih banyak didorong oleh faktor domestik, yakni musim pembayaran dividen.
Hingga saat ini belum ada sentimen dari domestik yang bisa memicu penurunan indeks secara besar-besaran, meskipun ada kekhawatiran terhadap tingginya inflasi. Pernyataan Bank Indonesia bahwa inflasi bulan ini akan menurun dan kemungkinan hanya 0,06 persen.
“Sedangkan dampak dari kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi bagi kendaraan pribadi di harga sekitar Rp 7.000 per liter hanya akan menyumbang inflasi 0,7 persen sepertinya masih ditoleransi oleh para investor di bursa,” ujarnya.
Dari kawasan regional, bursa Tokyo sore ini ditutup menguat 1,22 persen, Australia menguat 1 persen, bursa Seoul naik 0,08 persen, serta bursa Malaysia juga menguat 0,61 persen. Sedangkan bursa Hong Kong turun 0,47 persen dan bursa Shanghai terkoreksi 0,05 persen.
VIVA B. KUSNANDAR
Topik Terhangat:
Lion Air Jatuh | Serangan Penjara Sleman| Harta Djoko Susilo | Nasib Anas
Baca juga:
EDISI KHUSUS Tipu-Tipu Jagad Maya
Bom Boston, Ini Kesaksian Jurnalis Boston.com
Bom Boston Sebenarnya Ada 7, Meledak 2
Wawancara dengan Ustad Berpengaruh di New York
Berita terkait
IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS
5 hari lalu
IHSG pada Rabu berpotensi bergerak mendatar seiring pelaku pasar sedang bersikap wait and see terhadap data inflasi Amerika Serikat (AS)
Baca SelengkapnyaIHSG Diperkirakan Menguat, Terpengaruh Sentimen Domestik dan Global
14 hari lalu
IHSG hari ini, Senin, 6 Mei 2024 dibuka menguat 36,86 poin atau 0,52 persen ke posisi 7.171,58
Baca SelengkapnyaBI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini
22 hari lalu
BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.
Baca SelengkapnyaHari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?
28 hari lalu
Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?
Baca SelengkapnyaSenin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus
59 hari lalu
BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.
Baca SelengkapnyaPekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
25 Februari 2024
Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.
Baca SelengkapnyaMicrosoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI
30 Januari 2024
Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.
Baca SelengkapnyaIsrael Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober
5 Desember 2023
Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas
Baca SelengkapnyaPotensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
4 Desember 2023
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.
Baca SelengkapnyaBEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham
30 November 2023
Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.
Baca Selengkapnya