Dolar Masih Kuat, Rupiah Mandek di 9.750  

Jumat, 5 April 2013 17:33 WIB

Uang dolar. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Melemahnya data ketenagakerjaan di Amerika Serikat membuat dolar kembali perkasa di pasar uang sehingga mengganjal apresiasi rupiah. Di transaksi pasar uang hari ini, rupiah tidak bergerak ke mana-mana dari level 9.750 per dolar AS.

Meski mata uang sempat tertiup katalis positif dari penguatan kembali euro ke level US$ 1,29, negatifnya data ekonomi Amerika kembali menguatkan posisi mata uang Abang Sam.

Data klaim pengangguran Amerika bulan Maret naik 28 ribu jiwa, di mana sehari sebelumnya data indeks manufaktur juga melemah.

Indikasi pelambatan ekonomi AS menjadi sentimen negatif yang membuat pelaku pasar enggan melepaskan dolarnya dan membeli mata uang berisiko. "Imbasnya, posisi dolar semakin kuat dan menyandera pergerakan rupiah di dalam negeri," kata Nurul Eti Nurbaeti, Head of Treasury Research Bank BNI.

Rupiah juga mendapat tekanan bertubi-tubi dari data-data ekonomi domestik yang cenderung negatif sepanjang pekan ini. Neraca perdagangan dan neraca pembayaran masih mengalami defisit. Tingginya impor semakin meningkatkan permintaan dolar oleh importir di dalam negeri.

Di sisi lain, pasar masih khawatir dengan tingginya inflasi bulan Maret sebesar 0,63 persen. Secara kumulatif, inflasi kuartal I 2013 merupakan yang tertinggi dalam dua tahun terakhir. Sementara itu, lelang sukuk yang ditawarkan tidak mampu mencapai target.

Menurut Nurul, posisi rupiah diselamatkan oleh Bank Indonesia (BI) yang tak pernah berhenti melakukan intervensi di pasar uang. Selain itu, asing masih percaya dengan ekonomi domestik. "Ditunjukkan dengan masih banyaknya dana asing yang masuk ke pasar modal," kata Nurul.

Hingga pukul 17.00 WIB, mata uang Asia cenderung melemah terhadap dolar AS. Dolar Singapura ditransaksikan di 1,2391 per dolar AS, dolar Hong Kong 7,7647 per dolar AS, won 1.131,69 per dolar AS. Kemudian yuan 6,2060 per dolar AS, dan ringgit 3,0570 per dolar AS.

M. AZHAR | PDAT

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

2 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

2 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

3 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

3 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

4 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

5 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

6 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

7 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya