TEMPO.CO, Yogyakarta - Majalah Prisma kembali menjadi bahan pembicangan hangat di kalangan akademisi. Edisi terbaru tahun 2013 majalah ekonomi politik, yang kembali terbit setelah mati suri sejak pertengahan 1990-an, itu diperkenalkan dalam acara Prisma Campus Tour di Gedung Pascasarjana UGM.
Acara pengenalan edisi Prisma keenam, sejak terbit kembali pada 2009 lalu, itu dikemas dalam diskusi 'Kelas Menengah, Bisnis dan Politik. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa menjadi salah satu pembicara di acara pengenalan Prisma bertema "Perselingkuhan Bisnis dan Politik, Kapitalisme Indonesia Pasca Otoritarianisme".
Hatta mengawali sesi materinya dengan bercerita mengenai kegemarannya pada Majalah Prisma. Dia mengaku suka patungan dengan sejumlah kawannya untuk membeli majalah Prisma di era 1970-an. "Patungan, beli dan kemudian dipakai bahan diskusi, aktivis zaman dulu bacaan istimewanya Prisma," kata Hatta.
Pada forum itu, seperti berulangkali ia lakukan, Hatta menyampaikan sikap optimistisnya terhadap perkembangan ekonomi Indonesia. Dia mengatakan target Indonesia menjadi negara dengan ekonomi terkuat ketujuh di dunia pada 2030 cukup realistis.
Kata Hatta, salah satu indikasinya ialah pembengkakan jumlah kelas menengah yang signifikan dari 81 juta orang menjadi hampir 150-an juta orang pada 2012. Dia mengatakan jumlah kelas menengah di Indonesia semakin membengkak sebab bertambah 7 juta per tahun, namun masih konsumtif. "Kita butuh penguatan infrastruktur, ketahanan pangan dan sistem proteksi sosial, agar makin produktif," ujar dia.
Penjelasan Hatta menuai kritik dari Guru Besar UGM, Sri Adiningsih yang menilai kualitas kelas menengah Indonesia masih rendah, meski jumlah banyak. Rata-rata pendapatanya baru sekitar dua hingga empat dolar.
Menurut Sri, level pendapatan kelas menengah Indonesia versi data Bank Dunia masih di kategori menengah ke bawah yakni US$ 3,660. Kondisi ini mirip Argentina, Laos atau Madagaskar. "Makanya rencana pemerintah jangan di atas kertas saja, agar kita tidak kayak jaman orde baru dulu, disebut akan tinggal landas namun malah ketinggalan di landasan," kata dia.
ADDI MAWAHIBUN IDHOM
Berita terpopuler lainnya:
Setelah 2014, SBY Mau Buka Warung Nasi Goreng
Rhoma Irama Tolak Permintaan Joss Stone
Laga Gresik vs Arema Ricuh, Tiga Orang Tewas
Mancini Isyaratkan Bakal Jual Dzeko
Densus 88 Dilatih CIA dan FBI
Ansyaad : Musuh Itu Teroris, Bukan Densus
Begini Detasemen Khusus 88 Antiteror Dibentuk
Berita terkait
Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
3 hari lalu
Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh BPJS Kesehatan mulai tahun depan menjadi sistem Kelas Rawat Inap Standar (KRIS).
Baca SelengkapnyaAirlangga Soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen: Semoga Geopolitik Berubah
3 hari lalu
Untuk jadi negara maju Airlangga sebut pemerintah memproyeksikan ekonomi harus di atas 5 persen
Baca SelengkapnyaPrabowo Yakin Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Bisa Tembus 8 Persen
4 hari lalu
Prabowo mengatakan Indonesia bisa dengan mudah mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen dalam 2-3 tahun mendatang.
Baca SelengkapnyaPrabowo Sesumbar Sejahterakan Indonesia dalam 4 Tahun, Ini Catatan Janjinya Saat Kampanye Pilpres 2024
8 hari lalu
Prabowo mengatakan dirinya hanya butuh 3-4 tahun untuk menyejahterakan Indonesia. Ini janji Prabowo-Gibran saat kampanye pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaApindo Optimistis Target Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Tercapai
10 hari lalu
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) optimistis target pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen pada tahun ini dapat tercapai.
Baca SelengkapnyaBamsoet Dorong Pemerintah Bijak Mengelola Pertumbuhan Ekonomi
11 hari lalu
Pertumbuhan ekonomi yang positif patut dikelola dengan penuh kebijaksanaan karena ketidak pastian global.
Baca SelengkapnyaLPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015
11 hari lalu
LPEM FEB UI memaparkan secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi masih cenderung stagnan.
Baca SelengkapnyaLPEM FEB UI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Kedua 2024 Melambat
12 hari lalu
BPS menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,11 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy) pada triwulan I 2024.
Baca SelengkapnyaJokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme
12 hari lalu
Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.
Baca SelengkapnyaEks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden
12 hari lalu
Eks menteri keamanan Panama memenangkan pilpres setelah menggantikan mantan presiden Ricardo Martinelli dalam surat suara.
Baca Selengkapnya