TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Bambang Brodjonegoro, mengatakan setiap koreksi satu persen atas pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat akan berdampak pada pemangkasan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,1 persen. Alasannya, Indonesia tidak banyak memiliki hubungan perdagangan dengan Negari Abang Sam tersebut.
"Dampaknya tidak terlalu besar, kalau Amerika turun 1 persen, gangguan ke kita maksimal turun 0,1 persen," katanya saat ditemui di kompleks Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Senin, 4 Maret 2013.
Bambang menilai pemotongan belanja Amerika juga tidak banyak berimbas pada pertumbuhan investasi dan pergerakan nilai tukar rupiah. "Investasi tidak terkait kondisi anggaran Amerika, tetapi prospek di dalam negeri," ujarnya. Adapun nilai tukar rupiah lebih dipengaruhi kondisi neraca pembayaran.
Kendati demikian, Bambang menilai gejolak pemangkasan belanja tetap harus diwaspadai. Sebelumnya, Menteri Keuangan Agus Martowardojo juga mulai mewaspadai imbas tersebut. Koreksi pertumbuhan Amerika berimbas langsung terhadap pertumbuhan ekonomi global yang rentetannya akan melanda Indonesia.
Kongres dan pemerintah Amerika Serikat, hingga awal Maret lalu, tidak berhasil mencapai kesepakatan baru. Berdasarkan konstitusi yang berlaku di sana, terhitung sejak 1 Maret 2013, terjadi pemotongan senilai US$ 85 miliar.