TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Bidang Perekonomian Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Amidhan, mengakui MUI menerima keuntungan saham sebesar 10 persen dari PT Golden Traders Indonesia Syariah (GTIS). Keuntungan tersebut diterima Yayasan Dana Dakwah Pembangunan milik MUI.
Menurut Amidhan, keuntungan tersebut diterima karena pengurus MUI duduk sebagai dewan penasihat di GTIS. “MUI hanya menjadi dewan pengawas syariah di GTIS,” ujarnya, kemarin. Dewan pengawas dari MUI, kata dia, adalah Sekretaris Jenderal Ichwan Sam dan Ketua Bidang Fatwa KH Ma’ruf Amin.
Amidhan menuturkan, emas yang dikelola GTIS hanya 1,2 ton atau bernilai sekitar Rp 600 miliar. Dengan demikian, kabar bahwa dana nasabah Rp 10 triliun raib adalah tidak benar. Nilai emas ratusan miliar rupiah, kata dia, masih aman karena sudah diblokir oleh Bank BCA dan Bank Mandiri.
Menurut Amidhan, Presiden Direktur GTIS Michael Ong dan Direktur Edward sejak pekan lalu menghilang dari Jakarta. Manajemen langsung mengamankan rekening perusahaan dan rekening pribadi dua direktur asal Malaysia itu. Namun, dia mengakui kedua direktur itu telah membobol Rp 4 miliar dari rekening pribadi dan Rp 10 miliar dari rekening perusahan untuk dibagikan ke sembilan orang. Menurut Amidhan, nama penerima dana masih dalam penyelidikan.
Deputi Komisioner Edukasi dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan, Sri Wahyuni Widodo, mengatakan pihaknya tak bisa mencabut izin GTIS. Upaya yang bisa dilakukan adalah memberikan rekomendasi pencabutan izin usaha. “Kepada lembaga yang mengeluarkan izinnya,” ujarnya kemarin.
Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditas Syahrul R. Sempunajaya menyatakan polisi berwenang melakukan penyelidikan. “Karena ini ranah pidana,” ujarnya.
Nasabah GTIS di Mal Taman Anggrek, Jakarta, Hendry, menyatakan menunggu hasil rapat umum pemegang saham Senin depan untuk penyelesaian uang miliknya. Ia mengatakan berinvestasi sebesar Rp 1 miliar di GTIS.
ALI NY | SUNDARI | GUSTIDHA | ANANDA PUTRI | ADITYA | DIANANTA | SHINTA MAHARANI | ERICK P
Berita terpopuler lainnya:
Bisnis Mahdiana, Istri Kedua Djoko Susilo
KPK: Silahkan Lapor Data Ibas
Nikah Kedua, KUA Mencatat Djoko Susilo 'Single'
Bradley Manning Beber Pembocoran Rahasia Wikileaks
Ferguson Ingin Jadi Direktur Manchester United
Kisah Djoko Susilo dan Anak Yatim Piatu
Demokrat Akan Gelar KLB Sebelum April
Ada Nama Anas dalam Dokumen Aliran Dana Hambalang
Berita terkait
Tertarik Bisnis MLM? Perhatikan Dulu Hal Berikut
29 Oktober 2021
Buat yang tertarik memulai bisnis MLM< perhatikan hal-hal berikut agar tidak mengalami kerugian.
Baca SelengkapnyaRobot Mark AI Dilaporkan ke Polda Metro Jaya, Korban Penipuan Ribuan Orang
20 Oktober 2021
Aplikasi besutan PT Teknologi Investasi Indonesia yang dilaporkan ke Polda Metro Jaya itu dinsinyalir memiliki ribuan pengguna yang menjadi korban.
Baca SelengkapnyaLima Alasan NU Rekomendasikan Bisnis MLM Haram, Apa Saja?
1 Maret 2019
Bisnis MLM dipandang haram oleh NU karena sejumlah sebab.
Baca SelengkapnyaMunas Alim Ulama NU Menyatakan Bisnis MLM Haram
1 Maret 2019
Munas Alim Ulama NU menyatakan model bisnis multi level marketing (MLM) adalah haram.
Baca SelengkapnyaTransaksi Bisnis MLM Tembus Rp 15,75 Triliun
13 Januari 2018
Penjualan melalui MLM di Indonesia terus meningkat.
Baca SelengkapnyaMasuk Radar Investasi Ilegal OJK, Talk Fusion Urus Perizinan
26 Februari 2017
Talk Fusion masuk ke dalam 80 perusahaan investasi di portal Investor Alert karena tidak terdaftar dan tidak di bawah pengawasan OJK.
Baca SelengkapnyaBegini Saran Psikolog Agar Anda Sukses Berbisnis MLM
29 Juni 2016
Intinya, jangan mudah tergiur dengan kisah sukses para pelaku bisnis MLM.
Baca SelengkapnyaAda Sesuatu di Balik Bisnis MLM yang Menggiurkan
29 Juni 2016
Iming-iming yang menggiurkan kerap menjadi alasan seseorang memutuskan terjun ke bisnis MLM.
Baca SelengkapnyaJurus Jitu Agar Sukses Berbisnis MLM
18 April 2016
Tetap diperlukan usaha dan kerja keras untuk meraih kesuksesan dalam menjalankan usaha, termasuk saat berbisnis multi-level marketing.
Baca SelengkapnyaIstri Pejabat Terjerumus Bisnis MLM, Kata OJK...
6 Mei 2015
Masyarakat seharusnya tidak tergiur iming-iming pendapatan besar dalam waktu singkat.
Baca Selengkapnya