Volume Ekspor Mutiara Diperkirakan Turun

Reporter

Selasa, 19 Februari 2013 14:42 WIB

Kalung mutiara. TEMPO/Adri Irianto

TEMPO.CO, Jakarta - Komunitas Mutiara Indonesia memperkirakan volume ekspor mutiara budi daya Indonesia tahun ini turun sekitar 20 persen dibanding tahun lalu. Anggota komunitas, Bambang Setiawan, mengatakan, penurunan volume ekspor ini disebabkan oleh sulitnya mendapatkan kerang akibat perubahan ekosistem dan cuaca, juga pencemaran laut. "Tahun ini, ekspor paling hanya 2,5 sampai 3 ton," kata Bambang kepada Tempo, Selasa, 19 Februari 2013.

Setiap tahun, volume ekspor mutiara budi daya Indonesia terus menurun. Pada 2010, ekspor mencapai 3,8 ton, turun menjadi 3,7 ton pada 2011. Lalu kembali turun menjadi 3,5 ton tahun lalu. Padahal, kata Bambang, permintaan mutiara di pasar internasional mencapai 9 ton tiap tahunnya. "Dulu kita menyuplai 50 persen dari permintaan dunia," katanya.

Selain Indonesia, pengekspor mutiara terbesar adalah Australia dan Filipina. Namun, kedua negara tersebut sempat menurunkan produksinya untuk menjaga harga mutiara tetap tinggi. Bambang menambahkan, saat ini, harga mutiara memang mengalami kenaikan 10-15 persen. Harga mutiara budi daya Indonesia sekitar 4.000 yen per momme (3,75 gram). Sedangkan harga mutiara dari Australia dihargai lebih tinggi karena kualitasnya lebih baik, sekitar 8.000 per momme.

Menurut dia, harga mutiara Indonesia menggunakan satuan mata uang Jepang karena mayoritas memang dijual kepada pedagang yang berasal dari Jepang. “Nantinya mereka akan menjual lagi mutiaranya setelah diproses.”

Bambang mengatakan, Indonesia berpeluang mengambil kesempatan untuk mengisi kebutuhan mutiara di pasar dunia. Sebab, di pasar dunia, stok sedang kosong karena Australia sedang mengurangi produksi, termasuk ekspornya, hingga 20 persen.

Sayangnya, kata dia, mutiara budi daya harus bersaing dengan mutiara imitasi yang banyak beredar. Faktor ini juga yang membuat harga mutiara Indonesia sempat jatuh. Karena itulah, pembudidaya mutiara harus meningkatkan kualitas produksi agar harga bisa naik di pasar dunia. “Pada 2010, harga rendah sekali di bawah 3.000 per momme. Harapan saya, tahun ini harga bisa naik di angka 4.500 sampai 5.000 yen per momme,” katanya.

Mutiara budi daya Indonesia grade A dan B selama ini banyak diekspor ke Jepang dan Hong Kong. Sedangkan untuk grade B dan C banyak diekspor ke India dan Cina. Permintaan domestik sendiri hanya 500 kilogram sampai 1 ton mutiara.

ROSALINA


Baca juga

Dewan: Gubernur Jangan Cuma Kelalang-keliling

Menteri Suswono Dicecar KPK Soal Pertemuan Medan

ICW: Suswono Tinggal Menunggu Giliran

Berita terkait

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

6 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

7 hari lalu

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

Delegasi Indonesia dan Tunisia membahas perjanjian perdagangan bilateral di Tangerang. Indonesia banyak mengekspor sawit dan mengimpor kurma.

Baca Selengkapnya

Ekspor Impor Oktober Melemah, Konflik Geopolitik dan Perlambatan Ekonomi Jadi Penyebab

16 November 2023

Ekspor Impor Oktober Melemah, Konflik Geopolitik dan Perlambatan Ekonomi Jadi Penyebab

Fajar Hirawan mengatakan kinerja perdagangan ekspor dan impor yang menurun atau terkontraksi pada Oktober 2023 terjadi akibat fenomena global.

Baca Selengkapnya

Terkini: Konser Coldplay di Jakarta Beberapa Jam Lagi, Hungaria Investasi Rp 4,7 Triliun untuk Proyek Tol Nirsentuh di Indonesia

15 November 2023

Terkini: Konser Coldplay di Jakarta Beberapa Jam Lagi, Hungaria Investasi Rp 4,7 Triliun untuk Proyek Tol Nirsentuh di Indonesia

Coldplay akan menyelenggarakan konser perdananya pada hari ini. Kehebohan warganet menjelang hari H terlihat di media massa sejak beberapa hari lalu.

Baca Selengkapnya

Bea Cukai Bantu Produk Kopi dan Perikanan UMKM Masuki Pasar Internasional

15 November 2023

Bea Cukai Bantu Produk Kopi dan Perikanan UMKM Masuki Pasar Internasional

Dua unit vertikal Bea Cukai, yakni Bea Cukai Jayapura dan Bea Cukai Labuan Bajo bantu pelaku UMKM realisasikan ekspor produk unggulannya.

Baca Selengkapnya

Jokowi Bentuk Satgas Peningkatan Ekspor Nasional, Berikut Isi Tim Pengarahnya

26 September 2023

Jokowi Bentuk Satgas Peningkatan Ekspor Nasional, Berikut Isi Tim Pengarahnya

Jokowi melalui Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2023 membentuk Satuan Tugas Peningkatan Ekspor Nasional.

Baca Selengkapnya

Nilai Ekspor Indonesia 2022 Tumbuh 29,4 Persen, Komoditas Apa yang Berkontribusi?

11 Januari 2023

Nilai Ekspor Indonesia 2022 Tumbuh 29,4 Persen, Komoditas Apa yang Berkontribusi?

Nilai ekspor Indonesia pada 2022 tumbuh 29,4 persen dengan nilai US$ 268 miliar atau sekitar Rp 4.144 triliun. Beberapa komoditas seperti besi baja, bahan bakar fosil, dan minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) berkontribusi dalam peningkatan tersebut.

Baca Selengkapnya

Kinerja Ekspor Mulai Tunjukkan Pelemahan, Sri Mulyani: Kita Harus Waspadai

20 Desember 2022

Kinerja Ekspor Mulai Tunjukkan Pelemahan, Sri Mulyani: Kita Harus Waspadai

Sri Mulyani mengatakan sepanjang Januari sampai November pertumbuhan ekspor Indonesia ada di 28,2 persen.

Baca Selengkapnya

Ekspor RI per September Turun 10,99 Persen, BPS Jelaskan Rinciannya

17 Oktober 2022

Ekspor RI per September Turun 10,99 Persen, BPS Jelaskan Rinciannya

BPS mencatat ekspor Indonesia pada September 2022 sebesar US$ 24,8 miliar.

Baca Selengkapnya

Bulan Mei Ekspor Pertanian Tumbuh 20,32 Persen

15 Juni 2022

Bulan Mei Ekspor Pertanian Tumbuh 20,32 Persen

Secara akumulatif Januari hingga Mei 2022, ekspor pertanian juga mengalami peningkatan.

Baca Selengkapnya