Bank Kecil Dinilai Belum Tentu Tahan Tekanan  

Selasa, 5 Februari 2013 13:00 WIB

TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Standard Chartered Bank Indonesia, Eric Sugandi, sepakat dengan pernyataan sejumlah lembaga pemeringkat internasional soal daya tahan sistem perbankan Indonesia yang dinilai baik. Sistem perbankan Indonesia, menurut Eric, jauh lebih kuat dibandingkan dengan era sebelum krisis ekonomi 1997-1998. Namun, bank kecil belum tentu memiliki daya tahan layaknya bank besar.

"Kalau ada krisis, mereka akan kesulitan likuiditas, pemegang dana akan terus di bank-bank besar, bank BUMN, dan bank yang reputasinya baik. Bukan berarti bank kecil jelek, tapi ini tentang kepercayaan," ucap Eric kepada Tempo, Senin malam.

Tiga lembaga pemeringkat internasional -Fitch, Moody's dan Standard and Poor's melansir opini yang sama tentang kekuatan sistem perbankan domestik. Fitch bahkan memproyeksikan tak akan ada pemangkasan peringkat utang sebagian besar bank-bank lokal tahun ini.

Eric menjelaskan, sebenarnya arah pengembangan bisnis perbankan sudah jelas. Sesuai Arsitektur Perbankan Indonesia, Bank Indonesia mendorong struktur perbankan yang lebih langsing. Saat ini tercatat ada 120 bank umum. Bank Indonesia pun sudah memiliki paket regulasi untuk mendorong aksi akuisisi atau merger bank. "BI arahnya ke sana, tapi tidak dengan cara memaksa," ujarnya.

Meski ada potensi kekeringan likuiditas di bank-bank kecil kala krisis, Eric meyakinkan ekonomi global sudah melewati masa krisis. "Sekarang sudah recovery, tapi lambat," katanya.

MARTHA THERTINA

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

5 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

5 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

5 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

6 hari lalu

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal dominasi penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing ke sektor hilirisasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

6 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

6 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya