Dua pekerja mengangkut beras ke sebuah truk yang akan dipasarkan di jalan Widasari, Jatibarang, Indramayu, Jawa Barat, Jumat (25/5). ANTARA/Dedhez Anggara
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Radjasa menyatakan pemerintah sudah mengantisipasi kemungkinan adanya gangguan distribusi bahan pokok karena gangguan transportasi laut. Cuaca buruk dan ombak yang tinggi menyulitkan kapal-kapal berlayar, sehingga menyulitkan distribusi pangan.
"Ini sudah diantisipasi, terutama terhadap bahan pangan pokok yang dikelola Bulog. Stok beras akhir tahun lalu di atas 2 juta ton. Jadi tidak ada kesulitan memenuhi pangan pokok masyarakat, cukup itu," kata Hatta, di Hotel Borobudur, Selasa, 15 Januari 2013.
Dia mengakui, gangguan produksi dan transportasi laut ini ke depannya berpotensi meningkatkan harga. "Tetapi untuk bahan pangan pokok tidak mengalami gangguan berarti, stoknya cukup, termasuk juga BBM," kata dia.
Menurut Hatta, saat ini pemerintah harus mempriroitaskan menjaga agar transportasi (laut) tidak terganggu. "Kami harapkan, terutama penyeberangan Merak-Bakauheuni yang paling vital, penyeberangan Lombok, Bali, dan Madura yang ke arah timur Indonesia. Ini dilaporkan masih tetap lancar. Ada gangguan sedikit tapi tidak terlalu berat," ujar dia.
1. Perahu nelayan, kapal tongkang, kapal roro, kapal landing, kapal ferry, dan kapal penumpang berkecepatan tinggi yang berlayar pada semua perairan yang diperkirakan akan mengalami cuaca ekstrim dengan tinggi gelombang laut 2-3 meter. 2. Kapal-kapal yang tinggi lambung timbulnya kurang dari 3 meter untuk berlayar pada perairan yang diperkirakan akan mengalami cuaca ekstrim dengan tinggi gelombang 3-6 meter. 3. Semua ukuran dan jenis kapal yang berlayar pada perairan yang diperkirakan akan mengalami cuaca ekstrim dengan tinggi gelombang laut 4-6 meter.