TEMPO.CO, Surakarta - Inflasi Surakarta sepanjang 2012 menduduki peringkat kelima terendah di Indonesia. Dengan angka inflasi 2,87 persen, Surakarta berada di bawah Banda Aceh yang inflasinya tercatat 0,06 persen, Lhokseumawe 0,39 persen, Batam 2,02 persen, dan Palembang 2,72 persen.
“Untuk besaran inflasi 2012, Surakarta berada di urutan kelima se-Indonesia,” ujar Kepala Seksi Distribusi Badan Pusat Statistik Surakarta, Herminawati, kepada wartawan di kantornya, Kamis, 3 Januari 2013. Angka 2,87 persen jauh lebih rendah dibanding inflasi nasional sebesar 4,3 persen.
Ia menambahkan, Surakarta terbilang berhasil mengendalikan inflasi. Tahun 2012 hanya naik tipis inflasi selama 2011 di angka 1,91 persen. “Salah satu kuncinya karena ada Tim Pengendali Inflasi Daerah yang giat turun ke lapangan untuk meredam kenaikan harga.”
Seperti pada Desember lalu, yang biasanya harga kebutuhan pokok akan naik menjelang pergantian tahun. Begitu mengetahui harga mulai naik pada pekan pertama Desember, di minggu kedua, tim melakukan inspeksi di pasar-pasar tradisional. “Hasilnya, kenaikan harga bisa kami tekan. Misalkan tidak ada inspeksi, mungkin harga akan terus naik,” katanya.
Herminawati menilai kenaikan harga bukan karena minimnya stok barang kebutuhan pokok. Harga naik karena ada permainan harga dari pedagang. Jadi, dengan inspeksi langsung ke pasar, pedagang tidak berani mempermainkan harga. “Angka inflasi Surakarta terbilang ideal. Sebab, tidak tinggi dan juga tidak rendah.”
Adapun Kepala Perwakilan Bank Indonesia Solo, Doni Joewono mengatakan, perpaduan antara inflasi Solo yang hanya 2,87 persen dan pertumbuhan ekonomi di atas 6 persen pada 2012 akan mendorong investor beramai-ramai menanamkan modalnya ke Surakarta. Sebab, pertumbuhan ekonomi tergolong tinggi, tapi harga kebutuhan pokok relatif bisa dikendalikan. “Inflasi bisa membantu menggerakkan perekonomian. Inflasi mencerminkan ekonomi bergerak,” ucapnya.
Awalnya, BI Solo memperkirakan inflasi Solo pada 2012 sebesar 3,09 persen. Itu dengan asumsi inflasi pada Desember mencapai 0,5 persen. Ternyata inflasi Desember hanya 0,3 persen. “Inflasi lebih rendah karena harga daging sapi dan bawang putih, yang diperkirakan naik, nyatanya tetap stabil.”
Inflasi Desember disumbang oleh kenaikan harga beras, bawang merah, telur ayam ras, soto, dan sawi hijau. Kemudian ada cabai rawit dan batu bata.
UKKY PRIMARTANTYO
Berita terkait
17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara
1 hari lalu
BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.
Baca SelengkapnyaBPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik
1 hari lalu
Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.
Baca SelengkapnyaNeraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?
11 hari lalu
Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024
Baca SelengkapnyaTerkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka
11 hari lalu
Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.
Baca SelengkapnyaImpor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik
11 hari lalu
BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.
Baca SelengkapnyaBPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen
11 hari lalu
Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.
Baca SelengkapnyaBPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan
11 hari lalu
BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.
Baca SelengkapnyaSurplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit
11 hari lalu
Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.
Baca SelengkapnyaTimur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak
11 hari lalu
Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaPenerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen
29 hari lalu
Aktivitas penerbangan internasional yang datang, berangkat, dan transit di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar pada Februari 2024 meningkat.
Baca Selengkapnya