TEMPO.CO, Indramayu - Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), Ismed Hasan Putro, menyatakan tahun lalu sektor agro perseroan mengalami kerugian Rp 51,8 miliar. "Tapi tahun 2012, keuntungan signifikan atau sebelum pajak sebesar Rp 301,4 miliar dari gula," katanya di dalam Tasyakuran dan Konsolidasi Pabrik Gula RNI Group, Pabrik Gula Jatitujuh, Indramayu, Sabtu, 8 Desember 2012.
Ia menjelaskan, jumlah tebu yang digiling meningkat 4 persen dari 4,08 juta ton menjadi 4,26 juta ton tahun ini. Sedangkan, kata dia, rendemen pun mengalami kenaikan 13 persen, dari 7,13 persen menjadi 8,08 persen. Ismed menyebut produksi gula naik 18 persen menjadi 345 ribu ton dari 291 ribu ton.
RNI mencatat perkembangan total produksi gula dalam tiga tahun terakhir meningkat, dengan rata-rata 22 persen produksi di pulau Jawa. Ismed mengungkapkan, dari keuntungan Rp 301,4 miliar tersebut, PT PG Rajawali I memberi kontribusi Rp 185,9 miliar. Sedangkan PT PG Rajawali II menyumbang Rp 80,6 miliar dan Rp 34,9 berasal dari Pabrik Gula Candi Baru.
Ismed menyebut ada perbaikan besar di PT PG Rajawali II dengan lima pabrik gulanya di Jawa Barat. "Sebelumnya rugi Rp 158 miliar, sekarang untung Rp 80,6 miliar," ujarnya. Menurut dia, salah satu hal yang mendorong kinerja adalah perubahan pola penjualan gula.
Ia mengatakan saat ini pola penjualan difokuskan pada gula kemasan satu kilogram, dibandingkan dengan penjualan gula curah. RNI menilai penjualan gula dalam bentuk ritel memberi margin yang lebih baik dibanding gula curah.
Untuk peningkatan kinerja, kata Ismed, ada rencana untuk melakukan restrukturisasi anak perusahaan RNI. Ia berencana melakukan merger anak perusahaan. Dalam bidang agro, terutama gula, PT PG Rajawali I, PT PG Rajawali II, dan PTP Candi Baru akan menjadi satu perusahaan dengan nama PT PG Rajawali. Sedangkan anak perusahaan di bidang non gula, yaitu PT Mitra Ogan, PT Laskar, dan PT Mitra Kerinci akan dijadikan satu menjadi PT Perkebunan Rajawali, yang berbasis pada sawit.
Untuk bidang perdagangan, RNI akan menggabungkan PT Citramass, PT Rajawali Tanjungsari, dan PT GIEB menjadi PT Rajawali Nusindo. Tahun depan, RNI juga mentargetkan peningkatan luas area tebu menjadi 57.528 hektar dari 53.000 hektar.
"Dengan jumlah tebu digiling 4.725.020 ton, dan rendemen 8,09 persen," ujarnya. RNI juga mentargetkan produksi gula sebesar 382.477 hektar. Saat ini RNI yang memiliki bisnis dalam bidang agro industri, farmasi dan alat kesehatan, perdagangan, distribusi, serta properti itu memiliki aset Rp 5 triliun, 14 anak perusahaan, dan 15 ribu karyawan.
MARIA YUNIAR
Berita terkait
Erick Thohir Berharap Revitalisasi Industri Gula Penuhi Kebutuhan Nasional Jangka Panjang
10 Oktober 2022
Erick Thohir mengungkapkan revitalisasi industri gula dapat memenuhi kebutuhan gula nasional.
Baca SelengkapnyaBadan Pangan Nasional Buat Regulasi Atur Tata Kelola Gula
4 Agustus 2022
Badan Pangan Nasional akan membuat regulasi tata-kelola gula untuk memperkuat industri gula nasional.
Baca SelengkapnyaLebih dari 50 Persen Pasokan Gula RI Masih Tergantung Impor
4 Agustus 2022
Badan Pangan Nasional mencatat kebutuhan total gula secara nasional mencapai 7,3 juta ton per tahun.
Baca SelengkapnyaKeluhkan Kelangkaan Gula Rafinasi, Pelaku Industri Surati Gubernur Jawa Timur
8 Maret 2021
Pelaku industri makanan dan minuman Jawa Timur menyurati Gubernur Khofifah Indar Parawansa mengeluhkan kelangkaan gula rafinasi.
Baca SelengkapnyaAwasi Distribusi Gula, Mendag Gandeng Satgas Pangan dan DPR
11 April 2020
Mendag Agus Suparmanto bersama Satgas Pangan dan Komisi VI DPR secara intensif mengawasi industri gula.
Baca SelengkapnyaFaktor Cuaca dan Lahan, Produksi Gula Diprediksi Tak Capai Target
13 Februari 2020
Asosiasi Gula Indonesia memperkirakan produksi gula tahun ini turun 10 persen dibandingkan 2019.
Baca SelengkapnyaKementerian Pertanian Adukan Majalah Tempo ke Dewan Pers
9 September 2019
Laporan investigasi Majalah Tempo edisi 9-15 September 2019 bertajuk "Gula-Gula Dua Saudara" dinilai menyudutkan Kementerian Pertanian.
Baca SelengkapnyaMendag Ancam Cabut Izin Pabrik yang Jual Gula Rafinasi ke Pasar
6 Agustus 2019
Menteri Perdagangan Enggarsito Lukita mengancam akan mencabut izin perusahaan yang menyalahgunakan produksi gula rafinasi dengan dijual bebas ke pasar
Baca SelengkapnyaJika Ditugasi Impor Gula Mentah, PTPN X Siap
1 Juli 2019
Impor gula mentah itu dilakukan guna memenuhi konsumsi gula kristal putih (GKP).
Baca SelengkapnyaAPTRI Minta Jokowi Pilih Menteri yang Berpihak pada Petani Tebu
29 Juni 2019
APTRI meminta Presiden Jokowi pilih menteri yang memahami petani tebu karena saat ini industri gula sudah kritis.
Baca Selengkapnya