Akses Masyarakat Mendapat Lahan Masih Terganjal  

Reporter

Selasa, 4 Desember 2012 13:11 WIB

TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta -Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN). Hendarman Supandji. menyatakan akses masyarakat untuk mendapat lahan sering kali terganjal karena beberapa hal. Akses lahan masih banyak dikuasai oleh korporasi, bahkan oleh kepala daerah.

"Ada kepala daerah yang punya tanah sampai 1 juta hektare. Tapi dipecah-pecah atas nama anak, istri, dan keluarganya," kata Hendarman saat memberi materi dalam seminar "Menjadikan Indonesia Sebagai Pemasok Pangan Tropis Dunia 2025", di kantor Lemhanas, Jakarta, Selasa, 4 Desember 2012.

Kasus tersebut jelas melanggar Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) Nomor 56 Tahun 1960 tentang Luas Batas Maksimum dan Minimum Pemilikan Tanah. Menurut Hendarman, kepemilikan tanah seperti itulah yang harusnya didistribusikan kepada masyarakat.

"Kami cari tanah untuk program land reform sulit sekali. Mengumpulkan tanah yang kelebihan maksimum juga sulitnya bukan main," Hendarman mengatakan.

Penyebab lain sulitnya masyarakat mendapat akses lahan, ia melanjutkan, adalah kepemilikan luas lahan oleh investor. Ini sering kali menyebabkan sengketa lahan antara investor dan masyarakat setempat.

Investor, kata dia, sering kali tidak mau melepaskan sebagian tanahnya untuk dikelola masyarakat sekitar dengan alasan memiliki legalitas hukum. Padahal, rakyat juga berhak mendapat akses tanah.

Selanjutnya, Hendarman juga menyebutkan, masih banyak tanah milik BUMN yang tidak digarap dengan maksimal. Namun, ia mengakui sulit mendistribusikan tanah milik BUMN kepada masyarakat karena sudah menjadi investaris kekayaan negara (IKN).

Menurut dia, kepemilikan tanah untuk pertanian maksimal 2 hektare untuk wilayah yang padat penduduk. Sedangkan bagi wilayah yang jarang penduduk, kepemilikan tanah untuk pertanian bisa mencapai 4-5 hektare.

"Tentunya kalau saya sampaikan ke penegak hukum bisa disita. Nanti pemilik tanah yang harus menjelaskan asal-usulnya," katanya.

ROSALINA

Berita terkait

Prabowo Pernah Benarkan Miliki Lahan Ratusan Ribu Hektar di Hadapan Jokowi, Kapan?

10 Januari 2024

Prabowo Pernah Benarkan Miliki Lahan Ratusan Ribu Hektar di Hadapan Jokowi, Kapan?

Anies mengaku mengutip ulang pernyataan Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengenai kepemilikan lahan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Ini Saran Peneliti CIFOR untuk Perusahaan Penyebab Karhutla

25 Oktober 2019

Ini Saran Peneliti CIFOR untuk Perusahaan Penyebab Karhutla

Pengembalian konsesi membuat repot pemerintah juga, namun dianggap bisa membersihkan konsesi dari potensi karhutla dan konflik,

Baca Selengkapnya

Jokowi Bahas Pertanahan di Ratas, KPA Ingatkan Buka Data Konsesi

5 Mei 2019

Jokowi Bahas Pertanahan di Ratas, KPA Ingatkan Buka Data Konsesi

KPA mengingatkan kepada Jokowi untuk segera memerintahkan para menterinya untuk membuka konsensi-konsensi perusahaan.

Baca Selengkapnya

Dana Kurang, Pemerintah Putar Otak Untuk Sertifikasi Lahan

7 April 2017

Dana Kurang, Pemerintah Putar Otak Untuk Sertifikasi Lahan

Anggaran 2017 hanya cukup untuk membiayai program sertifikasi 2 juta lahan rakyat.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tagih Kecepatan Sertifikasi dan Redistribusi Lahan

15 Maret 2017

Jokowi Tagih Kecepatan Sertifikasi dan Redistribusi Lahan

Presiden Joko Widodo menekankan pentingnya kecepatan sertifikasi dan redistribusi lahan, agar sertifikasi dan redistribusi aset menjadi jelas.

Baca Selengkapnya

Petani Kalimantan Tengah Dilarang Bakar Lahan, Ini Gantinya

1 Maret 2017

Petani Kalimantan Tengah Dilarang Bakar Lahan, Ini Gantinya

Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan Provinsi Kalimantan Tengah meminta para petani tidak membakar lahan ketika musim kemarau.

Baca Selengkapnya

BPK Temukan Pelanggaran Pemakaian Lahan di Tahura Ngurah Rai  

26 September 2016

BPK Temukan Pelanggaran Pemakaian Lahan di Tahura Ngurah Rai  

Berdasarkan data BPK, total luas wilayah Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai mencapai 127.271,01 hektare.

Baca Selengkapnya

TNI AD Bantah Kopassus Hadang Petugas Badan Restorasi Gambut  

9 September 2016

TNI AD Bantah Kopassus Hadang Petugas Badan Restorasi Gambut  

Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen Sabrar Fadhilal membantah kabar bahwa petugas yang menghadang Badan Restorasi Gambut adalah Kopassus.

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan, PT Bumi Mekar Hijau Cuma Bayar Rp 78 Miliar

30 Agustus 2016

Kebakaran Hutan, PT Bumi Mekar Hijau Cuma Bayar Rp 78 Miliar

Ganti rugi yang dijatuhkan Pengadilan Tinggi untuk PT BMH hanya 1 persen dari total gugatan KLHK sebesar Rp 7,9 triliun.

Baca Selengkapnya

Pemagaran Urut Sewu oleh TNI-AD Berlanjut  

24 Agustus 2015

Pemagaran Urut Sewu oleh TNI-AD Berlanjut  

Pemagaran lahan Urut Sewu tetap dilanjutkan oleh TNI-AD meski sudah diminta dihentikan.

Baca Selengkapnya