TEMPO.CO, Jakarta - Keluarga Aburizal Bakrie terdepak dari daftar 40 orang terkaya di Indonesia tahun 2012 versi Forbes. Padahal Bakrie telah masuk daftar orang terkaya sejak Forbes Asia melakukan penjurian pada 2006.
Beberapa analis mengatakan, terdepaknya nama keluarga Bakrie dari daftar disebabkan strategi mereka dalam mengumpulkan aset, termasuk polemik Bumi Resources yang terjerat utang dan tidak mampu membayar utangnya sehingga kolaps. Saham di Bumi Plc, perusahaan yang didirikan oleh keluarga Bakrie dan Nathaniel Rothschild yang tercatat di bursa London, harganya turun 70 persen. Keluarga Bakrie saat ini terlibat perseteruan dengan Rotschild akibat salah kelola di perusahaan seiring upayanya untuk membeli kembali asetnya.
Berdasarkan estimasi Forbes, perusahaan grup Bakrie memiliki aset publik hampir senilai US$ 1 miliar. Namun tidak jelas berapa dari aset tersebut yang telah dimanfaatkan. PT Bakrie & Brothers—sebagai induk perusahaan—tidak memberikan tanggapan permintaan wawancara Forbes soal aset dan utang mereka.
Analis dan pendiri Independent Research & Advisory Indonesia, Lin Che Wei, mengatakan, dari hasil penelitiannya, 10 perusahaan yang terafiliasi dengan Bakrie memiliki total utang US$ 7,84 miliar. “Nilai aset mereka anjlok akibat turunnya harga komoditas. Ketika harga komoditas naik, maka nilai aset mereka akan naik dua kali lipat. Namun sulit bagi mereka untuk menjual aset guna membayar utang karena banyaknya saham mereka yang dijanjikan kepada pemberi pinjaman,” ujar Lin, seperti dikutip Forbes.
Keluarga Bakrie mampu bertahan dari dampak krisis ekonomi Asia pada 1998 maupun krisis finansial global pada 2008. Namun, tahun ini, nama keluarga Bakrie tidak lagi diperhitungkan dalam daftar orang terkaya di Indonesia.
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
25 Februari 2024
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.
Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
4 Desember 2023
Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.