Ekspor Kelautan Masih Minim

Jumat, 23 November 2012 14:48 WIB

Sharif Cicip Sutardjo. TEMPO/Amston Probel

TEMPO.CO, Semarang - Nilai ekspor dari sektor kelautan nasional dinilai masih lemah dan kalah dibandingkan dengan sejumlah negara di Asia Tenggara, yang mampu menjual hasil lautnya hingga US$ 8 juta. Ini menjadi tantangan bagi industri maritim nasional yang baru mampu menghasilkan nilai ekspor US$ 4,5 miliar.

“Sebenarnya ekspor sektor kelautan nasional naik signifikan, tapi masih kalah dari negara tetangga,” ujar Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C. Sutardjo, usai membuka Konferensi Internasional Akuakultur Indonesia 2012 di Kota Semarang, Jumat siang tadi, 23 November 2012.

Berdasarkan catatannya, Thailand mampu menjual hampir US$ 8 miliar, sedangkan Vietnam sudah lebih dari US$ 5 miliar. Menurut Sharif, kondisi ini dipengaruhi oleh populasi ikan tangkap di dunia yang hampir stagnan. Populasi ikan nasional saat ini berkisar antara 6 hingga 6,5 juta ton per tahun. “Itu pun hanya mampu menangkap hingga 85 persen,” ujar Sharif menambahkan.

Untuk meningkatkan nilai ekspor kelautan dan pemenuhan pangan ini, Kementerian Kelautan sedang mengupayakan budi daya di wilayah pesisir. Wilayah ini diyakini punya potensi dengan beragam metode yang ada. Sharif tak memungkiri, upaya budi daya pesisir ini belajar dari negara lain seperti Cina yang mampu memproduksi hasil laut hingga 40 juta ton.

Sedangkan langkah yang dilakukan saat ini telah merevitalisasi seluruh tambak di kawasan pantai utara Jawa untuk udang, bandeng, patin, dan rumput laut. Sekitar 130 ribu hektare kawasan perikanan itu terdapat di Jawa Barat , Banten, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. “Pekan ini tebar benih di Subang merupakan launching perdana. Diharapkan mampu memproduksi 40 ton per tahun,” ujar Sharif.

Dari uji coba perdana ini kementerian telah menetapkan 20 ribu hektare lahan dengan teknologi semi-intensif dan tradisional. Sementara itu, 1.000 hektare di antaranya berteknologi modern untuk memenuhi kehigienisan hasil produksi.

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Rokhmin Dahuri, yang ikut dalam pertemuan Konferensi Internasional Akuakultur Indonesia menilai investasi di sektor budi daya ikan punya potensi besar. Meski begitu, menurut Rokhmin, investasi di sektor ini belum mendapat kepercayaan dari perbankan. “Perbankan masih ragu,” ujarnya.

Rokhmin berharap pemerintah ikut membantu meyakinkan perbankan untuk mengucurkan permodalan bagi sektor budi daya ikan. Apalagi, sejumlah bukti di lapangan menunjukkan produksi ikan nasional sangat diminati asing. “Bukan hanya itu, pelaku usaha ini juga harus mampu memberi pembuktian,” katanya.

Ia mengatakan sejumlah komoditas ikan budi daya pesisir yang permintaannya tinggi meliputi ikan kerapu dan rumput laut yang saat ini berkembang pesat. Sejumlah komoditas ini bisa dikembangkan dalam berbagai industri berbasis teknologi tinggi.

EDI FAISOL

Berita terpopuler lainnya:
Henidar Amroe Jadi Produser?

Max Sopacua Diminta Dipanggil Paksa

Takut Dosa, Deddy Mizwar Ogah Bicara Kampanye

Gagal di Champions, City Bidik Trofi Liga Inggris

Polisi Minta Duit ke Jokowi

E-mail Internal Ungkap Detail Pemakaman Bin Laden

Berita terkait

Kemenperin Jamin Pengetatan Impor Tidak Bebani Industri Manufaktur

1 hari lalu

Kemenperin Jamin Pengetatan Impor Tidak Bebani Industri Manufaktur

Aturan pengetatan impor dijamin tidak bebani industri manufaktur. Pelaku industri alas kaki menganggap aturan memperumit birokrasi dalam memperoleh bahan baku dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

5 hari lalu

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.

Baca Selengkapnya

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

9 hari lalu

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mengajak investor untuk investasi perikanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

12 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

13 hari lalu

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

Nilai transaksi potensial paviliun Indonesia di Cafex Expo 2024, Mesir, capai Rp 253 milir. Didominasi oleh produk biji kopi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

16 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

16 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

16 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

16 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

16 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya